Buka Puasa Menyantap Nasi Kebuli di Kampung Arab Semarang

Nasi Kebuli.
Sumber :
  • Teguh Joko Sutrisno

VIVA – Para saudagar dari Arab dan Timur Tengah yang singgah dan berdagang di Kota Semarang, memberi pengaruh budaya yang mereka bawa. Di antaranya kuliner khas yang hingga kini masih bisa dirasakan kenikmatannya. 

Ramadhan Jadi Berkah untuk Produsen HP China

Yang cukup populer adalah nasi kebuli. Di Kota Semarang, untuk merasakan betapa mantapnya nasi kebuli yang masih asli, datang saja ke Kampung Petek yang menjadi tempat bermukim warga keturunan Arab. Letaknya tak begitu jauh dari kawasan muslim Kauman dan pusat dagang Pasar Johar.

Warung Nasi Kebuli Bu Aminah adalah satu dari beberapa warung nasi kebuli yang cukup dikenal. Selain nasi kebuli di sini juga menyajikan nasi tomat khas Timur Tengah. 

Hasil Kolaborasi Kemenag, KPI dan MUI Hasilkan Pemenang Anugerah Syiar Ramadan 2024

Bu Aminah berjualan nasi kebuli di teras rumah khas Kampung Arab dengan dibantu anaknya, Bilqis. Dalam sehari, bisa seratus porsi nasi kebuli bisa habis. Apalagi saat bulan Ramadhan sekarang ini, pesanan naik cukup banyak. Itu karena ada tambahan pesanan untuk buka puasa bersama. 

"Alhamdulillah, Ramadhan saat ini penjualan sudah berangsur normal setelah dua tahun masa pandemi sempat kena dampaknya juga," kata Bilqis.

Bakrie Amanah Himpun Dana Rp 6,5 Miliar pada Ramadhan 2024 

Nasi Kebuli.

Photo :
  • Teguh Joko Sutrisno

Ia menambahkan, nasi kebuli ini sudah turun temurun dari kakeknya. Setelah diteruskan oleh ibunya, kini ia juga yang akan meneruskan.

"Rasa dan aromanya nasi kebuli di sini kita pertahankan resep racikan asli yang sudah ada. Ya racikan rempahnya, jenis nasinya, pilihan dagingnya, juga sambal dan acar nanas yang tetap sama sejak warung ini buka," jelasnya.

Pada dasarnya, lanjut Bilqis, racikan nasi kebuli kuat di bumbu rempah. Ada kunyit yang memberi warna alami, kemudian kapulaga, jinten,  pekak, dan jinten. 

"Ada juga cengkeh, kayu manis, garam, bawang merah, dan santan agar gurih. Nanti direbus jadi satu sehingga rasanya menyatu,"  ungkapnya.

Untuk lauk, yang paling khas adalah kambing ungkep. Kemudian ada telur ayam yang dimasak bumbu sambal goreng, lalap acar timun yang dicampur nanas, serta sambal yang tidak begitu pedas.

Khusus di bulan Ramadhan warung nasi kebuli ini baru buka pada sore hari, dan tutup menjelang Isya.

"Mantap ya. Ini rasanya asli nasi dengan racikan rempah yang pas, tidak soft dan tidak terlalu kuat juga. Pas untuk lidah orang kebanyakan. Saya suka empal kambingnya yang empuk," kata Sandra, warga Semarang yang membeli nasi kebuli untuk santapan berbuka.

Harga seporsi nasi kebuli komplit dengan daging kambing dan telur Rp25 ribu.

Laporan: Teguh Joko Sutrisno

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya