Praktisi Kuliner Minang Kritik Peluncuran Rendang Goes To Europe
- U-Report
VIVA – Praktisi kuliner Minang sekaligus penulis buku 'The Story of Rendang', Reno Andam Suri tengah menjadi sorotan di media sosial. Hal ini menyusul dengan kritiknya terkait dengan proyek 'Rendang Goes to Europe' yang diluncurkan di Bali, pada Kamis 24 Maret 2022.
Proyek ini diketahui diinisiasi oleh Duta Besar RI untuk Bulgaria, Iwan Bogananta dengan praktisi kuliner kenamaan William Wongso. Rencananya proyek ini juga akan menginisiasi pembangunan pabrik rendang di Bulgaria yang mampu memproduksi ratusan kilogram rendang untuk dipasarkan ke berbagai negara di Eropa termasuk Timur Tengah.
Namun sayangnya, sebagian masyarakat Minang, salah satunya Reno Andam Suri tampak kecewa. Bukan karena tidak bangga dengan promosi rendang untuk bisa dikenal sampai ke luar negeri, namun pemilihan tempat peluncuran kampanye ini.
"Aku bangga kalau Rendang yang dikenal dari Minangkabau, Sumatera Barat dikenal banyak orang, bahkan sampai ke Luar Negeri. Sampai suatu waktu...," tulis Reno Andam Suri.
Reno Andam Suri pun menyuarakan keresahannya terkait lokasi peluncuran acara tersebut yang digelar di Bali, di tanah asal rendang.
"Langkah luar biasa itu kemudian diluncurkan dengan GEGAP GEMPITA di BALI bukan di Sumatra Barat!!! Bapak Menteri Sandiaga Uno dengan bangga meresmikan dan dukung acara ini," tulis dia.
Dalam caption dalam unggahannya, Reno sama sekali bukan menyalahkan masyarakat setempat. Namun, mempertanyakan pada empunya acara ini.
"Pagi ini aku terima DM tentang launching Rendang Goes to Europe di Bali. Sore ini saat mulai tenang... melihat bagaimana acara ini melukai hati teman-teman komunitas Perendang Minang, para UMKM yang juga berjuang untuk besarnya rendang. Ya sudahlah kemarin ada berita berdiri pabrik rendang di Bulgaria. Uni-uni perendang curhat 'kami bisa apa, tapi apa launchingnya juga harus di Bali?'. Bukan menyalahkan masyarakat Bali, gak ada niat sama sekali. TAPI mempertanyakan pada empunya acara launching ini," tulis dia dalam caption unggahannya itu.
Praktisi kuliner Minang ini mempertanyakan kenapa acara tersebut tidak digelar di Sumatera Barat yang merupakan daerah asal dari rendang. Dia juga menanyakan alasan apa yang membuat Kementerian Pariwisata memilih Bali sebagai lokasi peluncuran Rendang Goes to Europe bukan di Sumatera Barat.
"Apa daerah asalnya rendang tak terlihat atau tak teringat sama sekali. Apa jangan-jangan pemprov Sumatera Barat kurang support? Atau komunitas perendang, uni-uni, uda yang mengerti lebih dalam cerita rendang kurang asik diajak dalam satu acara besar ini? Apa @kemenparekraf.ri tidak merasa gamang? Sipangka Alek (tuan rumah hajatan) justru bukan Sumatera Barat. Petatah petitih yang orang Minang punya memperkaya narasi rendang. Rendang justru terlalu kecil jika hanya dipandang sebagai produk makanan saja. Atau wisatawan asing besok-besok taunya kalau mencari oleh-oleh rendang datanglah ke Bali," lanjut caption dalam unggahan Reno Andam Suri.