Aceh Pamerkan Rempah yang Pernah 'Bumbui' Dunia

Pameran jejak rempah
Sumber :

VIVA – Sebanyak 24 komoditas rempah asal Aceh dan jalur perdagangannya dipamerkan di Museum Aceh pada Rabu, 16 Maret 2022. Selain rempah, ada juga mata uang kuno dari 30 negara hingga guci yang turut dipamerkan.

Forum G20 di Brasil, Fadli Zon Serukan Repatriasi Artefak Budaya untuk Pemulihan Keadilan Sejarah

Seluruh rempah yang dipamerkan itu menjadi komoditas perdagangan Aceh pada abad ke-16 dan pernah mengalami era kejayaan sehingga membuatnya tercatat dalam peta perdagangan global.

Adapun rempah yang dipamerkan itu mulai bahan bumbu dapur seperti lada hitam, pala, lada putih, cengkeh, manjakani, ketumbar, kemiri, kayu manis hingga beras.

Dinilai Sebagai Alat Propaganda Soeharto, KontraS Minta Penayangan Film G30S/PKI Dihentikan

Rempah-rempah.

Photo :
  • U-Report

Kemudian ada kopi, jintan, biji adas, teh, kayu cendana, pinang, kemenyan, kapur barus, kayu gaharu, rotan, tawas, belerang, tembakau, minyak pala, minyak kayu cendana, kapulaga, cuka ie juk, minyak cengkih, minyak nilam dan kapulaga.

Terungkap! Rahasia di Balik Kecantikan Permadani Persia

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Aceh, Jamaluddin mengatakan, pada abad ke-16, Aceh sempat menjadi titik jalur rempah Nusantara yang kerap disinggahi berbagai kapal dari tiap penjuru mata angin.

Sehingga berbagai negara dari eropa berlomba-lomba untuk ke Aceh karena sumber rempahnya yang melimpah. Dari catatan sejarah emas kejayaan rempah Aceh itu, Disbudpar dan UPTD Museum Aceh menggelar thematic exhibition (pameran tematik) yang bertema ‘Aroma Rempah Jejak Sejarah Aceh’.

Pameran rempah itu untuk mengingatkan kepada generasi millennial bahwa Aceh pernah berjaya dengan hasil alamnya seperti rempah yang sudah diakui oleh bangsa Portugis, Mesir kuno, Yunani, Romawi, China, Arab dan bangsa lainnya.

“Aceh penghasil rempah dengan posisi yang sangat pas dengan jalur perdagangan. Rempah kita yang diambil oleh negara luar, aromanya masih tercium sampai sekarang. Artinya kita tidak lupa dengan sejarah karena kita besar dengan nilai sejarah,” kata Jamaluddin saat membuka acara pameran, di Museum Aceh.

Pameran ini, kata Jamaluddin, untuk mengetahui dan meningkatkan literasi terkait khazanah komoditas rempah asal Aceh yang pernah ‘membumbui’ dunia dengan citarasa dan kualitas terbaiknya.

“Kegiatan ini harus sering-sering kita buat agar mengingatkan bahwa kita pernah berjaya melalui rempah, agar ini juga diketahui oleh anak cucu kita,” katanya.

Ferrari 330 LM/250 GTO tahun 1962

Sejarah Bisnis Ferrari: Dari Lintasan Balap hingga Menjadi Legenda Otomotif

Siapa yang tidak tahu merek mobil Ferrari? Kuda jingkrar merah tidak hanya sekadar simbol kecepatan dan kemewahan, tapi juga gengsi.

img_title
VIVA.co.id
20 November 2024