Kopi Paling Berkualitas di Indonesia Tahun Ini Segera Diumumkan

sorot kopi jawa barat - Biji kopi yang siap di giling
Sumber :
  • VIVA/Purna Karyanto

VIVA – COE Indonesia 2021 merupakan kompetisi guna mencari kopi berkualitas dari sebuah negara penghasil kopi pada satu musim panen tertentu. Standar penilaian yang dimiliki COE adalah yang tertinggi dalam industri kopi specialty.

Jokowi Blusukan ke Temanggung Temui Petani Kopi, Minta Jaga Kualitas

Melalui sistem yang diawasi auditor profesional, setiap kopi yang terdaftar bakal dinilai dengan skor minimal 87 guna masuk ke tahap penjurian internasional.

Pemegang lisensi dan pengoperasian COE adalah Alliance for Coffee Excellence, Inc. (ACE), organisasi nirlaba, yang berbasis di Portland, OR, USA. Penyelenggaraan COE Indonesia pada 2021 merupakan yang pertama di Benua Asia, meski kompetisi ini sudah dimulai sejak 1999 lalu untuk kopi asal Brazil.

PNM Dorong Pengembang Kapasitas Usaha Petani Kopi Kintamani Melalui Pemberdayaan dan Kolaborasi Strategis

Penjurian Kopi

Photo :
  • ist

Dalam penyelenggaraan COE kali ini, panitia menerima setidaknya 158 sampel kopi, namun sebanyak 12 sampel tidak bisa melaju ke tahap Pra Seleksi. Dalam kompetisi ini, setiap peserta harus mengirimkan 2 kilogram sampel untuk tahap pra seleksi dan satu lot kopi bila lolos dari tahap pra seleksi.

Dari Skincare hingga Pupuk, Ini 9 Cara Memanfaatkan Ampas Kopi

Setiap lot minimum 250 kilogram hingga maksimum 1.210 kilogram. Jika sampel kopinya lolos hingga ke tahap akhir, maka jumlah lot itu yang nantinya akan dilelang dan hasil lelang menjadi milik petani.

Dalam tahap penilaian pra seleksi ada 79 sampel kopi yang lolos dan berhak melaju ke tahap nasional. Dalam tahap ini, sampel kopi terbanyak berasal dari Provinsi Jawa Barat, diikuti Sulawesi Selatan (15), Aceh (12), dan provinsi lainnya antara 1-6 sampel. Tahap Nasional ini akan menyaring kopi peserta yang akan lolos ke tahap penjurian international.

Penjurian Kopi

Photo :
  • ist

Kompetisi yang dipersiapkan jauh-jauh hari sejak triwulan I 2021 itu kini memasuki penjurian akhir di tingkat internasional.
Para petani itu berasal dari Daerah Istimewa Aceh (9 petani), Jambi (2), Sumatera Selatan (1), Jawa Barat (12), Jawa Tengah (1), Jawa Timur (3), Sulawesi Selatan (1), dan Nusa Tenggara Timur (1). Kopi-kopi yang mereka produksi itu menggunakan empat proses, natural (18 sampel kopi), washed (12), honey (4), dan giling basah atau wet hulled (2).

“Proses giling basah ini sangat khas Indonesia. Karena dalam COE produsen kopi lain tidak dikenal proses itu,” kata Ketua Pelaksana COE Indonesia 2021, Andi Widjaja, baru-baru ini.

Tahap terakhir dari kompetisi ini adalah lelang daring yang diikuti semua peserta lelang yang didominasi calon pembeli dari luar Indonesia. Sebelumnya, mereka harus mendaftarkan diri ke ACE, sehingga calon pembeli adalah calon yang sudah terseleksi.

Seluruh sampel kopi itu baru akan dibuka identitas petani dan kopinya setelah juri menyelesaikan penilaian pada tingkat internasional. Pemberian nilai itu hanya berlaku untuk lot kopi yang didaftarkan pada penyelenggaraan COE 2021.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya