Rekomendasi Wisata Kuliner di Sentul ala Pedesaan
- ist
VIVA – Kawasan Sentul jadi destinasi baru. Bagi warga Jakarta dan sekitarnya, Sentul dinilai masih terjangkau. Pemandangan alam dengan berbagai kafe kekinian yang terus muncul juga jadi salah satu daya tarik untuk wisatawan lokal. Banyak yang bisa dicoba di kawasan Sentul.
Salah satunya wisata kuliner. Berbagai wisata kuliner dengan unggulan masing-masing tersedia di kawasan Sentul. Ada restoran yang menyajikan wisata kuliner dengan nuansa khas pedesaan. Makanan yang disajikan juga tentu menggugah selera.
Adalah Restoran Keluarga Kampoeng Koneng. Berlokasi di Jalan Tapos yang tidak jauh dari Sentul Selatan, restoran keluarga ini berdiri di atas lahan 2.300 meter persegi. Tempat ini akan buat pengunjungnya tidak buru-buru pergi.
"Kenapa disebut restoran keluarga? Kampoeng Koneng bukan sekadar tempat singgah makan, tetapi enak berlama-lama untuk bersenda gurau dengan keluarga," kata sang pemilik, Rahmayani Uthe Nasution saat ditemui baru-baru ini.
Tempay ini memiliki salah satu menu andalan yang unik, yakni sate tulang. Untuk menu lainnya terdapat liwet ngariung seafood dengan lauk gurame rawit lemon, dan ngariung kremes dengan ayam kampung kremesan yang dibuat dengan rempah-rempah.
"Chefnya saya sendiri, jadi kami punya resep sendiri. Kita enggak masakan Sunda saja, tapi tradisional nusantara kayak misalnya nasi liwet kita enggak seperti liwet Sunda pada umumnya tapi kita memasukan rempah," ujar Uthe.
Selain wisata kuliner ada adventure tracking, mini zoo, membatik, memancing, melukis, bahkan ada kelas memasak dan melukis yang bisa dicoba. Hal ini yang buat pengunjung betah berlama-lama.
"Setelah makan, ada tempat anak-anak bermain-main layaknya di pekarangan rumah yang ideal dengan taman yang asri. Ada banyak spot selfie yang eye catching," ujar Uthe.
Kampoeng Koneng menyajikan cita rasa Indonesia, yang kental akan adat budaya. Hal itu tercermin dari menu makanan hingga desain interior dan eksterior rumah makannya.
"Kita ingin menghadirkan suasana kampung banget yang mana agak padat antara saung dan saung lainnya. Menariknya, kita enggak gunakan atap, tapi gunakan alang-alang dan ijuk agar lebih suasana kampung terasa, dan tentunya atapnya lebih kuat," kata Uthe.