Dr Zaidul Akbar Larang Makan Sosis, Ini 5 Pengganti yang Lebih Sehat
- Pixabay/jarmoluk
VIVA – Konsumsi sosis biasanya menjadi pilihan mudah bagi masyarakat, selain gampang diolah, rasanya pun sudah dijamin lezat. Namun, sosis diketahui dapat memicu bahaya lantaran berasal dari daging olahan.
Pendakwah sekaligus dokter, dr. Zaidul Akbar mengungkap bahwa sosis akan berubah menjadi radikal bebas saat proses pembuatannya, di mana ini akan berdampak buruk bagi tubuh.
"Sosis ini dasarnya apa, dari daging. Tapi ketika dia sudah diolah dengan bahan-bahan aditif sintetik, maka sosis ini akan kehilangan pair elektronnya. Elektron pasangannya. Bahasa singkatnya dia akan menjadi radikal bebas," ujarnya dalam sebuah video yang diunggah di YouTube Jurus Sehat Rimpang.
Senada, dikutip dari laman Proveg, ahli gizi turut memperingatkan konsekuensi dari tingkat konsumsi daging yang tinggi. Padahal, produk vegan menawarkan banyak manfaat kesehatan dan jauh lebih baik daripada daging. Semua supermarket terkenal sekarang menawarkan berbagai macam burger nabati, sosis, dan pengganti daging lainnya, dengan bahan baku dari kacang-kacangan, sayuran, sereal, dan bahan lainnya.
Alternatif daging menawarkan beberapa keunggulan dibandingkan dengan daging. Burger versi vegan, misalnya, bebas kolesterol dan biasanya mengandung lebih sedikit kalori dan lebih sedikit lemak dibandingkan burger serupa yang dibuat dengan daging. Berikut pangan alternatif dari sosis dikutip dari laman Proveg.Â
Tahu
Tahu adalah alternatif daging klasik dan telah menjadi salah satu sumber nutrisi dasar di Asia selama berabad-abad. Ini dihargai khususnya sebagai sumber protein rendah kalori. Tahu juga serbaguna karena mudah menyerap aroma dari rempah-rempah dan bumbu perendam.
Tahu dibuat dengan menggunakan kedelai yang direndam, yang dihaluskan dengan air hingga menjadi bubur yang halus. Setelah itu, tahu disaring, yang memisahkan unsur-unsur yang keras dan berserat dari kandungan cairan. Cairan tersebut kemudian dipanaskan hingga tepat di bawah titik didih dan mengental, yang memadatkan kandungan cairan dengan cara yang mirip dengan cara pembuatan keju. Tahu kemudian ditekan menjadi lembaran, sedangkan sisa massa padat, umumnya dikenal sebagai okara atau kedelai, dikeringkan dan digunakan sebagai daging cincang, potongan, atau irisan daging.
Protein kedelai
Potongan dan cincang kedelai adalah bahan yang sangat murah dan mudah disiapkan. Mereka terdiri dari kedelai kering yang, setelah dicampur dengan air, dapat digunakan sebagai pengganti daging di hampir semua hidangan. Kedelai paling sering dijual sebagai daging cincang, irisan daging, atau bola. Seperti tahu, campuran bumbu dapat ditambahkan untuk menghasilkan hampir semua aroma atau rasa. Hal ini membuat kedelai ideal untuk burger vegetarian, bakso, irisan daging, saus bolognese, atau cabai sin carne.
Tempe
Tempe adalah makanan tradisional Indonesia yang terbuat dari kacang kedelai yang difermentasi. Mirip dengan produksi keju, tempe memanfaatkan efek kultur bakteri khusus yang memecah protein dalam kacang dan membuatnya mudah diakses oleh sistem pencernaan manusia. Mengandung rata-rata 20 persen protein dan kandungan serat yang tinggi, tempe sangat ideal untuk diet seimbang. Berkat keserbagunaannya, tidak ada batasan kreativitas kuliner seseorang saat menggunakan tempe.
Serpihan gandum
Serpihan gandum dapat digunakan untuk menyiapkan irisan daging yang lezat. Ini terdiri dari adonan oat goreng yang dipadukan dengan kaldu sayuran, sedikit lemak, wortel atau zucchini parut, dan biasanya protein nabati lainnya. Serpihan gandum adalah sumber seng dan besi yang ideal dan tersedia dengan harga terjangkau di supermarket atau toko mana pun. Serpihan gandum menyediakan pasokan karbohidrat kompleks yang lambat dan stabil, yang dapat mencegah rasa lapar dan dengan demikian meningkatkan penurunan lemak. Oat adalah sumber protein yang semakin disukai dan bahkan tersedia dalam bentuk 'gandum tarik', yang merupakan alternatif dari daging babi tarik.
Protein gandum
Seitan adalah protein yang terkandung dalam gandum. Mudah dibumbui dan disiapkan, dan dengan konsistensi yang mirip dengan daging, seitan adalah pengganti daging populer yang telah menjadi bahan pokok dalam masakan Asia selama ribuan tahun. Ini dibuat dengan mencuci adonan tepung terigu dengan air sampai semua butiran pati hilang, hanya menyisakan gluten gandum. Teksturnya seperti daging dengan merebus, memanggang, atau mengukus adonan mentah.
Seitan digunakan dalam berbagai produk, termasuk potongan daging dingin, sosis, dan irisan daging. Bubuk seitan tersedia secara luas dan murah di banyak negara dalam bentuk gluten gandum penting dan sangat ideal untuk membuat sosis vegan atau potongan daging dingin di rumah. Gluten gandum yang penting dapat dibuat di rumah dari tepung terigu, meskipun prosesnya memakan waktu. Karena seitan pada dasarnya adalah gluten gandum, ini tidak cocok untuk penderita penyakit celiac atau mereka yang mengikuti diet bebas gluten.