Ini Bedanya Keju Alami dan Olahan, Mana yang Lebih Sehat?

Ilustrasi keju.
Sumber :
  • Freepik/freepik

VIVA – Keju merupakan salah satu produk olahan susu yang digemari oleh banyak orang dengan rasanya yang gurih. Ternyata, proses yang dilalui dalam pembuatan beragam jenis keju berbeda sehingga memberi nutrisi dan rasa yang berbeda. Mana kira-kira yang lebih sehat, ya?

Kenali Alergi Susu, IDI Kabupaten Kebumen Berikan Informasi dan Pengobatan yang Tepat

Bahan olahan susu, termasuk keju, mengandung beragam nutrisi yang baik untuk tubuh. Mulai dari protein hingga kalsium serta jenis vitamin lain yang dapat dikonsumsi sesuai kebutuhan.

Dalam pembuatan keju, dinamakan proses fermentasi yang menjadi cara utama dalam membuat keju. Proses itu mengandalkan kultur dan enzim sebagai modal dasarnya. Nah, dari proses pembuatan yang berbeda dapat menghasilkan dua jenis keju yakni alami dan olahan.

Suami-Istri Punya Riwayat Alergi, Apakah Bisa Menurun ke Anak?

Lantas, seperti apa bahan untuk membuat dan kandungan gizi di dalamnya, ya?

Di momen perkenalan keju asal Selandia Baru, Mainland Natural Cheese, Dairy Foods Manager, Tri Hastuti memaparkan bahwa perbedaan paling utama dari kedua keju itu ada pada bahan dasar yang dipakai.

Anak Alergi Susu Sapi? Jangan Salah, Pencegahannya Harus Sejak Hamil hingga Melahirkan

Susu segar berkualitas tinggi menjadi pilihan utama untuk membentuk rasa keju yang gurih. Keju alami dari Mainland Natural Cheese dibuat dengan 97 persen susu sapi asal Selandia Baru yang menghasilkan jenis keju premium.

"Hanya dengan bahan sederhana untuk yang natural, termasuk susu segar berkualitas tinggi, garam, kultur, dan enzim. Pada olahan, bahan dasarnya sama hanya ada tambahan rasa, penambahan emulsi, serta lemak," ujar Tri Hastuti, dalam acara virtual, beberapa waktu lalu.

Tak hanya itu, keju olahan kerap diberi tambahan garam, pengatur keasaman, serta pengawet. Untuk kandungan gizi, tentu keju alami dengan bahan premium memiliki nutrisi baik seperti omega 3 dan 6 yang lebih tinggi dibanding keju olahan.

Keju alami juga memiliki kandungan laktosa yang cenderung rendah dibanding keju olahan sehingga cukup aman dikonsumsi untuk pengidap intoleran laktosa. Di proses fermentasinya sendiri, keju alami membutuhkan waktu yang cukup lama yakni sekitar 3-24 bulan.

"Fermentasi keju akan menciptakan rasa, tekstur, dan aroma berbeda. Pada usia keju alami 3 bulan, tekstur lebih kenyal dan semakin mengeras di usia keju 24 bulan. Aroma keju yang baik biasanya milky, buttery, nutty atau gurih. Dan dari segi rasa, lebih kaya rasa dan juga creamy," terangnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya