Sensasi Nyeruput Kopi di Pinggir Rel Sambil Menanti Kereta Lewat

Ngopi di pinggir rel
Sumber :
  • VIVA/ Lucky Aditya/ Malang

VIVA – Rodjo Kopi sebuah kedai kopi di Jalan Batanghari, Kota Malang, Jawa Timur menawarkan sensai minum kopi yang berbeda dan unik. Nongkrong di pinggir rel, sambil menyeruput kopi menunggu kereta datang menjadi konsep unik dari warung kopi ini. 

Trik Anak Muda Nikmati Kuliner Hits Sambil Tetap Hemat, Mau Coba?

Kedai ini memang terletak di samping rel kereta api dari jalur Malang menuju Surabaya dan sebaliknya. Nuansa minum kopi di pinggir rel kereta api ini ternyata menciptakan animo tersendiri bagi pengunjung. Tak sedikit dari mereka memang sengaja memilih mampir di kedai ini untuk minum kopi sambil menanti kereta api lewat. Bahkan, sebagian dari mereka harus mengantre untuk mendapatkan tempat duduk di samping rel kereta api. 

Kedai ini hanya berkapasitas 50 orang saja. Untuk bagian belakang kedai memang berbatasan langsung dengan rel kereta api, dan hanya menampung pengunjung sekira 30 orang saja. Sisanya menanti di halaman depan yang berada satu lokasi dengan bar tempat pegawai Rodjo Kopi meracik minuman.  "Awalnya tidak terpikirkan, karena saya cari tempat untuk jual kopi, ketemulah kios ini disewakan. Saya tanyakan, harganya cocok langsung saya sewa saya jadikan kedai kopi sejak 30 Juni 2019," kata pemilik kedai Rodjo Kopi, Aldilah Syah, Senin, 20 Juli 2020.

Cozy dan Iconic, Jajanan Kopi Jadi Paling Favorit di Pameran Kuliner

Baca Juga: Untung Banyak dari 4 Kuliner Viral di Tengah Wabah COVID-19 

Ngopi di pinggir rel

Mengapa Konsep All You Can Eat Membuat Pengalaman Dimsum Semakin Spesial?

Aldi mengatakan, kemungkinan kedai miliknya baru satu-satunya di Malang yang menawarkan sensasi menyeruput kopi sambil menikmati kencangnya angin hembusan kereta api lewat. Tentu saja sebagai pengelola dia selalu mengingatkan agar pengunjung kedai memperhatikan keselamatan diri masing-masing. 

Banyak pengunjung kedai yang menikmati suasana dengan swafoto, namun tetap diminta memperhatikan jarak dengan jalur kereta api. Sebagai garis pembatas, dia memasang batu-batu besar dengan warna cat merah yang berarti pengunjung kedai dilarang melintasi batu ini demi keselamatan diri. 

"Kalau di Malang untuk kedai dipinggir rel sepertinya baru ini. Awalnya kami berikan jadwal kereta api yang melintas agar pengunjung juga bersiap-siap, tapi karena Pandemi COVID-19 jadwal kereta api kan berubah jadi tidak ada pemberitahuan. Tapi sebagai keamanan kita beri garis pembatas dengan batu yang kami cat dengan warna merah," ujar Aldi.

Pengunjung di kedai ini didominasi oleh generasi milenial, dan penikmat kopi. Harga yang ditawarkan pun cukup murah, mulai dari Rp6 ribu hingga Rp15 ribu. Harga kopi berubah tergantung jenis kopi dan metode penyajian kopi. Kopi yang dijual pun merupakan hasil bumi para petani di kawasan Malang. 

"Karena kami juga ingin mengangkat kopi asli Malang. Kami buka mulai pukul 13.00 WIB sampai 23.00 WIB. Pegawai kami selalu mengingatkan agar waspada bila ada kursi yang terlalu berdekatan akan kami minta langsung agar lebih menjauhi rel kereta api," tutur Aldi. 

Sementara itu, salah satu pengunjung asal Blitar Alfi Syahri Ramadana mengaku sengaja datang ke kedai ini untuk merasakan serunya minum kopi dengan jarak dekat ketika kereta api lewat. Menurutnya jarang ada kedai berkonsep seperti ini. Dia bersama ke empat rekannya pun akhirnya mencoba sensasinya secara langsung. 

"Sebenarnya tempatnya kecil, tetapi yang membedakan adalah sensasi ngopi didekat rel cukup menarik. Jarang-jarang ada warung kopi yang memiliki konsep seperti ini," kata Alfi. 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya