Kata Ahli Soal Nata de Coco Bisa Terbakar karena Mengandung Plastik
VIVA – Beberapa pekan lalu, masyarakat dihebohkan dengan sebuah video viral terkait dengan produk nata de coco. Dalam video yang banyak beredar di media sosial itu, terlihat seorang perempuan mengambil sebuah nata de coco dari bungkus yang baru dibukanya.
Ia kemudian menekan nata de coco tersebut hingga pipih. Di akhir video, ia menyebutkan bahwa nata de coco tersebut ternyata adalah plastik.
Terkait dengan hal ini, Direktur Pengawasan Pangan Olahan Resiko Rendah dan Sedang BPOM RI, Ema Setyawati, menjelaskan bahwa nata de coco merupakan bahan pangan dan bukan plastik.
“Nata de coco berasal dari kelapa. Nata de coco itu makanan bukan plastik, berupa gas selulosa yang difermentasi oleh bakteri asam cuka yang diolah dengan penambahan gula,” kata dia di Hotel Harris FX Senayan, Jakarta, Senin 16 Desember 2019.
Di sisi lain, Ahli Teknologi Pangan dari Institut Pertanian Bogor, Azis Boing Sitanggang menjelaskan, Badan Pengawas Makanan Amerika FDA menjelaskan bahwa nata de coco aman dikonsumsi sebagai pangan dan masuk dalam kategori non soluble dietary.
“Nata de coco sebagai bahan pangan mendapat status aman dikonsumsi sebagai pangan,” kata dia.
Dia melanjutkan, nata de coco sebenarnya adalah selulosa murni produk kegiatan mikroba acetobacter xylinum yang dibuat dari air kelapa atau santan.
“Ditumbuhkan bakteri, nantinya bakteri itu akan menggunakan glukosa yang diberikan (air kelapa atau santan) sehingga nanti bakteri itu akan mengubah glukosa menjadi selulosa,” jelas dia.
Azis menjelaskan, ketika bakteri bertumbuh disekresikan dari tubuhnya ketika sekresi secara natural lama-lama membentuk jaringan 3D dan pertumbuhan dalam kondisi air berlebih.
“Air terjerembab di jaringan 3D makanya divideo dipencet keluar airnya, itu air yang terjerembab di 3D. Konsep ini sama seperti buat agar agar,” lanjut dia.
Dia melanjutkan, dari kesemuanya nata de coco dalam hal ini sumber dari kelapa digunakan untuk media pertumbuhan bakteri sehingga bakterinya tumbuh memproduksi polimer selulosa yang dikeluarkan dari dalam dirinya. Lalu selama proses pertumbuhan itu terbentuk jaringan 3D dari selulosa yang memerangkap air.
“Makanya kalau dilihat produk nata de coco ketika konsumsi nyes airnya keluar karena nata de coco punya kapasitas memerangkap air,” kata dia.
Terkait dengan isu nata de coco yang terbuat dari plastik. Hal ini ditunjukkan dari video yang memperlihatkan nata de coco bisa terbakar, Azi menjelaskan bahwa memang nata de coco bisa terbakar, tetapi ini bukan berarti nata de coco terbuat dari plastik.
“Memang bisa karena strukturnya selulosa, bisa dibakar bukan berarti dari plastik. Seperti kayu kan memang ada selulosa komponennya bisa dibakar,” jelas dia.
Azis menjelaskan, plastik polimer terbentuk dari etilen yaitu senyawa nonpolar yang artinya plastik tidak mampu mengikat air dan ketika ditekan tidak ada air.
“Tidak benar informasi di video nata de coco dari plastik, itu salah informasi,” jelas dia.