Viral Shabu Hachi Larang Pelanggan Potong Kue Non Halal, Ini Faktanya
- Instagram @shabuhachi
VIVA – Masih ingat dengan kasus kue TOUS Le JOURS? Beberapa waktu lalu Masyarakat tengah dihebohkan dengan adanya foto sebuah pengumuman dari toko kue TOUS Le JOURS.
Dalam foto pengumuman yang beredar di media sosial memperlihatkan adanya peraturan toko  kue TOUS Le JOURS yang melarang penulisan ucapan yang bertentangan dengan syariat islam seperti ucapan natal, imlek, valentine, juga Halloween di atas cake.
Belum rampung isu tersebut, baru-baru ini kembali beredar viral foto percakapan WhatsApp yang mengatasnamakan manajemen Shabu Hachi.Â
Dalam pesan tersebut ditulis bahwa mereka memberlakukan aturan untuk tidak mengonsumsi kue yang tidak memiliki logo halal. Hal ini dikarenakan pihaknya tengah mengurus sertifikasi halal dari LPPOM MUI.Â
Menanggapi hal itu pihak Shabu Hachi bertindak cepat dan mengklarifikasi bahwa itu adalah hoaks. Pihak manajemen Shabu Hachi dalam akun Instagram mereka menyebut pesan itu bukanlah pengumuman yang dukeluarkan Management Hachi Group.
"Dearest Shabu Lovers.... Beberapa hari ini saya pribadi dan Management Hachi Group risau dan khawatir dengan beredarnya pesan Whatsapp tertanggal 19 Maret 2018 yang berisikan hal sensitif yang membuat ketidaknyamanan terutama untuk Shabu Lovers," ungkap Founder & CEO Hachi Group  Githa Nafeeza, dalam akun Instagram Shabu Hachi.
Ia menengaskan Management Hachi Group tidak melarang pelanggan membawa dan mengkonsumsi kue ulang tahun merk apapun. Bahkan Shabu Hachi sudah berkembang menjadi destinasi favorit orang yang merayakan ulang tahunnya.
"Karena itu, jika ada pelanggan yang mengalami kesulitan membawa kue kesayangannya karena dilarang oleh crew outlet setempat, mohon tindakan tersebut dilaporkan ke Management Hachi Group (081.2222.8057), karena itu bukan kebijakan Perusahaan," kata Githa.
Ia menambahkan bahwa kebijakan mereka memperbolehkan  merk kue tart boleh dibawa dan dikonsumsi di dalam outlet Shabu Hachi. Pihak mereka juga akan memberikan peralatan makan berupa piring dan garpu satu kali pakai guna menghindari kemungkinan kontaminasi peralatan makan dengan bahan-bahan yang belum terjamin kehalalannya.Â
"Demikian penjelasan resmi dari kami, mohon maaf apabila terjadi ketidaknyamanan. Semoga penjelasan ini dapat meluruskan interpretasi yang simpang siur beberapa hari ini," kata Githa.