Rendang Makanan Terlezat di Dunia, Berasal dari Mana Ya?

Satu ton rendang dari warga Bukittinggi dan PMI setempat siap dikirim untuk para korban gempabumi di Lombok, Nusa Tenggara Barat, pada Senin, 27 Agustus 2018.
Sumber :
  • VIVA/Andri Mardiansyah

VIVA – Rendang menjadi salah satu makanan yang cukup populer di Indonesia, bahkan di dunia. Bahkan situs CNN menobatkan bahwa rendang merupakan makanan paling enak nomor satu di dunia. Jika berbicara rendang, ternyata rendang tidak hanya ada di Indonesia saja. Rendang juga jadi sajian istimewa ala Malaysia.

Mencicipi Kelezatan Nusantara di Tengah Keindahan Alam Sentul

Indonesia dan Malaysia merupakan dua negara yang berasal dari rumpun yang sama yakni Melayu. Hal ini membuat Indonesia dan Malaysia memiliiki kemiripan, salah satunya soal kuliner.

Baca Juga: Foto Bima Aryo dan Sparta Anjing Kesayangannya yang Mati Bikin Baper

Terpopuler: Resep Rendang Lezat, 40 Istilah Kekinian Gen Alpha dan Artinya

Meski mirip, makanan kedua negara ini pun tetap berbeda terutama dalam hal cita rasa, dan history di baliknya. Lalu sebenarnya bagaimana sejarah atau asal muasal dari rendang? Dilansir dari laman The Star, salah satu Chef di Kuala Lumpur, Azhar Alias menyebut bahwa jejak rendang dipastikan bisa dilacak dari Pulau Sumatera Indonesia.

Azhar menyebut rendang adalah bagian dari kuliner Padang, yang dibawa etnis Minangkabau ke Negeri Sembilan. Dia melanjutkan, orang Minang diketahui pindah ke pantai barat yang kini menjadi bagian Malaysia pada awal abad ke-15.

Cara Membuat Rendang Lezat, Ini Resepnya!

Chef dari salah satu restoran kenamaan di Kuala Lumpur, Ashar Daud juga berpendapat serupa. Dia menyebut bahwa banyak masakan Malaysia memiliki akar di Indonesia atau dipengaruhi tradisi kuliner Indonesia.

Kedua chef itu sepakat, bahwa dari Negeri Sembilan rendang menyebar ke sejumlah wilayah kerajaan di sepanjang Semenanjung Malaysia, di mana di tiap wilayah resepnya dimodifikasi sesuai selera lokal. Yang kemudian melekat sebagai makanan otentik Malaysia dan menjadi bagian dari kebudayaan negara itu.

"Rendang adalah bagian integral dari setiap kegiatan perayaan," kata Ashar Daud.

Peran gotong royong mengemuka dalam kegiatan memasak rendang di desa-desa Malaysia. Setiap kali ada perayaan seperti hari raya atau pernikahan, orang-orang desa akan berkumpul, dengan membawa bahan-bahan yang paling mudah dicari.

Misalnya, satu keluarga datang membawa serai, lainnya membawa lengkuas. Ada juga yang membawa cabai kering. Pembuatan rendang pun bersifat komunal, dibanding menggoreng ikan misalnya. Orang-orang berkumpul di wajan besar--dengan campuran daging dan bumbu mendidih, sambil tertawa-tawa, dan berbagi cerita, juga gosip.

Asal usul rendang dari Padang juga diungkap sejarawan Melayu dari Universitas Andalas, Padang, Muhammad Nur. Migrasi orang Minang pada awal abad ke-16 diyakini sebagai awal keberadaan rendang di sejumlah tanah Melayu.

Menurutnya, Migrasi ini yang diduga kuat membuat rendang menembus batas teritorial Minangkabau pada awal abad ke-16. Kala itu, migrasi besar-besaran orang Minang menuju Malaka terjadi.

Selain mencari daerah baru, migrasi ini bertujuan untuk pengembangan ekonomi. Migrasi ini memanfaatkan jalur sungai Rokan, Riau, dan menyeberang ke Malaka.

Nur menjelaskan, Malaka saat itu yang menjadi gerbang utama menuju Semenanjung Malaya (Malaysia saat ini). Rata-rata orang Minang ini mendiami Negeri Sembilan dan Johor Baru untuk mengembangkan budaya, termasuk kuliner.

Hal ini, katanya, diperkuat dari sejumlah catatan Syech Burhanudin--ulama pembawa ajaran tareqat satariyah ke Sumbar--yang menuliskan bahwa rendang pada awalnya menggunakan daging yang tergolong tidak halal.

Sejak Islam masuk, dimulai sejak abad ke-13 dan sempurna pada abad ke-16, endang mulai mengalami perubahan, terutama dari daging yang digunakan sebagai bahan utama. Daging kerbau, kambing, sapi, menjadi pilihan utama untuk membuat rendang daging (daging rendang).

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya