Koki Masjid Seoul Ramai-ramai Ikut Lomba Masak Kuliner Indonesia

Kontes masak Kuliner Indonesia di KBRI Seoul
Sumber :
  • KBRI Seoul Korea Selatan

VIVA – Meski islam menjadi agama yang minoritas di Korea. Namun, di Korea terdapat lebih dari 50 masjid Indonesia, yang hampir keseluruhannya dibangun dari dana swadaya masyarakat Indonesia yang sebagian besar berstatus Pekerja Migran (PMI).

Cara Airin-Ade Jaga Adat dan Lestarikan Seni Budaya Banten

Berbicara mengenai masjid Indonesia, terdapat banyak hal unik yang menjadi ciri khas Masjid Indonesia. Di antaranya adalah keberadaan juru masak, yang berperan sangat vital dalam setiap perayaan keagamaan. 

Juru masak ini memiliki tugas untuk menyiapkan konsumsi berupa hidangan Indonesia. Selain mengobati rasa rindu para WNI yang menjadi Jemaah masjid, para juru masak tersebut secara tidak langsung menjadi agen promosi budaya kuliner Indonesia di Korsel, terutama warga Muslim setempat dan  dari berbagai negara yang ikut menjadi Jemaah di masjid Indonesia.

Pekan TV Fujian, Pintu Baru Menuju Pemahaman Antarbudaya

Menyadari potensi luar biasa dari para juru masak tersebut, KBRI Seoul mengadakan Kontes Masak para Juru Masak Masjid Indonesia  pada Minggu 22 September 2019. Kontes Masak ini menjadi salah satu rangkaian dalam Festival Indonesia 2019 yang diselenggarakan selama tiga hari penuh, mulai tanggal 20-22 September 2019.

Padahal Batik Sudah Diakui UNESCO, Sayangnya Pengrajinnya Terus Berkurang

Dalam kontes ini setidaknya ada tiga juri profesional dihadirkan, mulai dari William Wongso Pakar Kuliner Indonesia, Celebrity Chef Korea Jia Choi dan MasterChef Kimchi Lee Ha Yeon menjadi juri utama, bersandingan dengan Dubes RI Seoul Umar Hadi dan Manager BNI Seoul Anisfu yang menjadi salah satu pendukung acara.

Puluhan peserta bersaing untuk menjadi yang terbaik dalam menyajikan karyanya. Terdapat tiga menu yang mereka harus siapkan. Soto Betawi, Nasi Goreng Kimchi dan Japjae atau mie khas Korea.

Penjurian pun dilakukan dengan sangat serius. Bukan saja soal rasa yang menjadi penilaiannya. Tekstur, keindahan presentasi, kesesuaian tema, hingga kebersihan area dan peralatan memasak pun tak luput dari penilaian.

Dengan berbagai kriteria itu, tersebutlah Chef Didik & asisten Chef Linda dari Masjid Darussalam Baran yang menjadi juara pertamanya, dengan mendapatkan hadiah sebesar 1,250 juta Korean Won serta sertifikat yang ditandatangani para master chef dan juri lainnya.

“Melalui ajang ini, diharapkan para peserta bisa mendapatkan kepercayaan diri untuk berwirausaha dengan membuka restoran ataupun bisnis kuliner lainnya. Poin utama adalah bagaimana  menciptakan peluang (usaha)," kata  Dubes RI Seoul seperti yang dikutip VIVAnews dalam keterangan persnya. 

Pemenang dalam ajang ini mengatakan bahwa kompetisi memasak meningkatkan kepercayaan dirinya untuk membuka bisnis kuliner. Selain itu, melalui ajang ini semakin bangga menjadi Warga Negara Indonesia yang turut serta memperkenalkan kekayaan kuliner Indonesia hingga ke Korea Selatan.

Semua pengunjung di Cheonggye Plaza mengagumi perpaduan cita rasa masakan Nusantara dan Korea yang disajikan di Festival Indonesia. Pengunjung menyebutkan bahwa keberagaman budaya yang harmonis juga tertanam dalam rasa masakan Indonesia yang memadukan beragam rempah yang berbeda-beda, namun tetap mengutamakan keseimbangan rasa.

Masakan Indonesia sendiri memang sudah mulai banyak diminati oleh warga Korea Selatan. Banyaknya restoran Indonesia yang betebaran di kantung-kantung masyarakat Indonesia di pelosok negeri ginseng ini,  sehingga menjadi tiang penyangga utama promosi kuliner Indonesia. Hal tersebut juga tercermin dari mengularnya antrian pembeli makanan Indonesia di dua food truck yang berpartisipasi pada Festival Indonesia pada 20-22 September di Cheonggye Plaza, jantung Kota Seoul. 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya