Apakah Gelatin Halal atau Haram?
- dw
Nana Langjahr adalah seorang perempuan muslim Indonesia yang tinggal di Jerman sejak beberapa tahun. Anak-anaknya menyukai permen gummy bear. Meskipun kepercayaan agamanya membatasi dirinya untuk mengonsumsi produk-produk haram ini, ia memilih untuk hidup permisif dengan produk-produk tersebut.
"Mereka suka permen gummy bear. Suamiku juga suka,” katanya kepada DW.
"Sebenarnya Haribo (perusahaan yang memproduksi permen gummy bear) menggunakan gelatin dari babi. Tentu saja itu haram. Tapi kami tidak punya pilihan lain. Sebagai seorang muslim saya merasa bersalah, tetapi saya tidak punya pilihan,” kata Nana.
Seperti Nana, banyak perempuan muslim lainnya memiliki kebingungan yang sama soal produk-produk gelatin. Mereka harus berpikir ulang untuk mengonsumsi atau menggunakan gelatin karena terbuat dari protein babi.
Namun, seorang perempuan muslim yang juga telah lama tinggal di Jerman, Lenny Martini, dapat melihat sisi lain dari masalah tersebut.
"Tidak ada masalah dengan persoalan halal permen gummy bear di Jerman. Ada produk Haribo halal,” kata Lenny kepada DW.
Namun demikian, permen gummy bear bukan satu-satunya produk yang terbuat dari gelatin.
Produk-produk gelatin
Menurut Produsen Gelatin Eropa (GME), saat ini 59 persen gelatin digunakan dalam produk makanan, 31 persen pada industri farmasi, 2 persen untuk proses fotografi serta kegiatan teknik dan 8 persen di sektor lain.