Mencicipi Hidangan Khas Festival Songkran, Serasa Bagai di Thailand
- VIVA/ Rintan Puspitasari
VIVA – Songkran Festival merupakan salah satu perayaan besar di Thailand. Dirayakan setiap tahun, Songkran Festival adalah hari tahun baru tradisional negeri Gajah Putih. Saat perayaan tersebut berlangsung, kemeriahan jelas terasa di setiap sudut kota Bangkok, Pattaya hingga Chiang Mai.
Selain identik dengan menyemprotkan air atau melempar air, Songkran Festival juga identik dengan makan dan berkumpul dengan anggota keluarga. Kehangatan inilah yang kemudian ingin diangkat dan dibawa ke kota Jakarta oleh Hotel Pullman Jakarta.
Membawa kehangatan keluarga dan menyajikannya di Jakarta, Chef Khun Joy menghadirkan hidangan yang biasa dimasak oleh ibunya di Bangkok, Thailand selama festival Songkran berlangsung.
Seperti Pla Ka Pong Nueg Manow atau Ikan Baramundi Rebus dengan saus sambal yang menyegarkan rasanya, kemudian ada Gai Pad Med Mamuang atau Ayam goreng dengan kacang mede, juga ada Masaman Nua atau irisan daging dengan kari massaman yang memiliki cita rasa gurih dan lembut. Dan tak boleh ketinggalan Goong Tord Kratiem Prik Thai atau udang goreng dengan bawang putih dan lada.
Meski sebagian besar bahan makanannya menggunakan kacang mede, menurut Khun Joy hal tersebut bukan yang umum dilakukan masyarakat Thailand lantaran kacang mede sendiri cukup mahal, mereka biasanya menggunakan kacang biasa.
"Rasanya dengan mede jadi lebih lezat, namun hal ini tidak digunakan di Thailand, hanya di tempat-tempat tertentu. Karena kacang mede di Thailand mahal," ujarnya saat ditemui di Pullman Jakarta, Thamrin, Jakarta Pusat.
Saat festival Songkran sebenarnya ada makanan khas yang harus ada, namun tradisi tersebut perlahan mulai memudar seiring kemajuan zaman. Makanan tersebut adalah Khao Chae Chao Wang atau nasi kukus.
"Anak muda di Thailand sekarang tidak bisa menikmati makanan ini karena ini termasuk makanan zaman dulu dan banyak yang tidak suka."
Songkran Festival sendiri berlangsung setiap tahun dan tahun ini akan diperingati tanggal 13 hingga 15 April 2019. Selama festival berlangsung akan banyak kemeriahan di jalan-jalan, orang-orang melemparkan air, menari dan minum-minum.