Yuk, Seru-seruan Kulineran di Festival Sate Padang
- VIVA/Andri Mardiansyah (Padang)
VIVA – Kabar gembira bagi Anda penikmat kuliner sate Padang. Di sepanjang ruas Jalan Permindo, Kota Padang, Sumatera Barat, pada Sabtu sore, 16 Februari 2019 mendatang, bakal ada event bertajuk Festival Sate. Berbagai macam cita rasa khas sate Padang, baik itu yang berkuah kuning atau kemerahan, dapat Anda temui. Dipastikan, lidah Anda bakal dimanjakan oleh kudapan favorit asal Ranah Minang itu.
Festival sate ini sengaja dihelat oleh Kesatuan Pedagang Jalan Permindo (KPJP) bekerja sama dengan Dinas Perdagangan Kota Padang. Sebanyak 30 pedagang sate, dilibatkan dalam acara tersebut. Dengan tujuan, mengembalikan kepercayaan publik terhadap kuliner sate Padang, pasca terbongkarnya kasus oknum pedagang sate bermerek KMS kawasan tugu Padang Area di Simpang Haru, Padang Timur yang menjual sate Padang berbahan dasar daging babi pada 29 Januari 2019 lalu.
Penasehat Kesatuan Pedagang Jalan Permindo, Miko Kamal menyebutkan, kejadian ditangkapnya pedagang sate di Simpang Haru yang menjual daging babi, sempat mengguncang moral dan ekonomi sebagian besar pedagang sate. Masyarakat yang selama ini menikmati kuliner khas Minang itu menahan diri untuk makan atau membeli sate. Masyarakat curiga, jangan-jangan sate yang dijual selain di Simpang Haru itu juga menggunakan daging babi.
"Dengan maksud mengangkat moral dan ekonomi pedagang sate serta mengembalikan kepercayaan publik terhadap kuliner sate, KPJP dan Dinas Perdagangan Kota Padang berinisiatif menyelenggarakan Festival Sate pada hari Sabtu besok. Dimulai dari pukul 16.00 WIB sampai 21.30 WIB," kata Miko Kamal, Kamis, 14 Februari 2019.
Lebih lanjut Miko mengungkapkan bahwa seluruh pedagang sate yang dilibatkan dalam acara itu, sama sekali tidak dipungut biaya. Seluruh fasilitas yang dibutuhkan oleh pedagang seperti tenda, meja dan listrik, disediakan oleh Dinas Perdagangan dan pedagang anggota KPJP. Pengunjung yang datang ke Festival Sate dapat membeli sate seperti biasa dengan harga yang ditentukan oleh masing-masing pedagang.
Bahkan kata Miko, untuk menjamin sate yang dijual oleh para pedagang terjamin kehalalannya, panitia juga sudah meminta pedagang sate untuk menandatangani surat pernyataan yang berisi bahwa mereka selama ini tidak pernah menggunakan bahan-bahan yang tidak halal untuk dagangan mereka dan berjanji tidak akan menggunakan bahan-bahan haram untuk dagangan mereka. Â
"Dengan diadakannya Festival Sate ini, mudah-mudahan dunia persatean di Padang khususnya, menjadi bergairah lagi," tutupnya.
Sebagai informasi, sebelumnya, pasangan suami istri berinisial B dan E, pedagang sate bermerek KMS di kawasan tugu Padang Area di Simpang Haru, Kecamatan Padang Timur, Kota Padang, Sumatera Barat, tak dapat lagi mengelak, setelah petugas gabungan yang terdiri dari Dinas Kesehatan, Dinas Perdagangan, Balai BPOM, serta Satpol PP, Selasa, 29 Januari 2019, sekira pukul 19.00 WIB, melakukan penggeledahan dan menemukan puluhan tusuk yang diduga berbahan dasar daging babi dibuang ke dalam got.
Kasus tersebut terungkap, berawal dari adanya laporan masyarakat pada Oktober 2018 lalu. Menindaklanjuti laporan itu, kemudian tim gabungan membeli sample sate untuk kemudian diperiksa lebih lanjut. Hasil pemeriksaan sampel yang diambil itu, terbukti daging Sate KMS positif B2 atau mengandung daging babi.
Pasca terbongkarnya kasus tersebut, daya beli menurun. Para pedagang sate, banyak yang mengeluh lantaran penjualan sate Padang menurun drastis. Banyak masyarakat yang menahan diri untuk tidak memakan dan membeli sate Padang, lantaran takut jika daging yang digunakan itu adalah daging babi. (ldp)