Gado-gado dan Sambal Matah Disajikan di Festival Film Berlinale 2019
- VIVA/Miranti Hirschmann
VIVA – Menjadi suatu kebanggaan tersendiri, kuliner khas Indonesia disajikan dalam acara festival bergengsi, Festival Film Berlinale 2019. Masakan Indonesia sengaja disajikan karena film peraih dua piala Citra 2018, Aruna dan Lidahnya berkiprah di ajang ini.
Film besutan sutradara Edwin ini terpilih masuk dalam kategori Film Kuliner. Ada 10 film terpilih masuk kategori ini. Lima di antaranya bertema Food for Tought, sisanya bertema Film and Food. Yang istimewa dengan tema Film and Food ini adalah sajian paket menyantap hidangan makan malam pasca penayangan filmnya. Tahun ini merupakan Culinary Cinema Berlinale ke-13 .
200 tiket untuk paket Film Aruna dan Lidahnya dan makan malam ini terjual habis dalam waktu setengah jam saat Berlinale menjualnya secara online pada 4 Februari 2019 lalu. Tiket paket film dan kuliner ini dijual seharga 95 Euro atau sekitar Rp1,5 juta. Film Aruna dan Lidahnya mendapat jadwal pemutaran malam kedua Kulinarisches Kino yaitu 11 Februari 2019. Filmnya diputar di gedung Gropius Bau, dilanjutkan dengan makan malam yang diselenggarakan pada Restoran Mirror Gropius yang terletak persis berseberangan.
Restoran Mirror Gropius ini merupakan bangunan non permanen yang hanya berdiri saat Berlinale digelar. Pembangunan restoran dengan konsep tenda sirkus ini makan waktu sekitar dua minggu, lengkap dengan foyer, bar, penitipan mantel, dan dapur yang dapat memasak untuk kapasitas sekitar 200 orang sekaligus.
Santapan pengejawantahan film Aruna dan Lidahnya ditangani oleh chef The Duc Ngo, pria kelahiran Vietnam namun besar di Jerman. Duc Ngo dan timnya menyajikan 4 menu Indonesia fusion. Sebagai pengantar, hadir Gado gado, Ceviche dengan sambal matah dan Ikan salmon goreng kering dengan berbagai macam sambal. Sup dengan mi berbahan beras dan seafood hadir sebagai santapan pembuka. Menu utamanya adalah nasi dengan ikan Corvina saus kari dan ditutup dengan Pineapple Lychee Passion yang segar.
Kepada VIVA, Duc Ngo mengatakan bahwa ia memang diminta untuk menonton film Aruna dan Lidahnya, kemudian mencari menu yang cocok dengan film tersebut, disesuaikan dengan bahan-bahan yang tersedia di Berlin. Duc Ngo mengaku untuk mendapatkan sambal yang ia buat malam itu, ia mencoba berbagai sambal Indonesia yang dibelinya di toko Asia dan mencari resep di internet, Twitter dan Instagram.(ben)