McDonald's dan Starbucks Akan Kurangi Limbah Plastik

ilustrasi kopi starbucks.
Sumber :
  • Food Beast

VIVA – Dua perusahaan makanan cepat saji terbesar di dunia, McDonald's dan Starbucks, akan bekerja sama dalam dalam mengatasi masalah lingkungan. Keduanya sepakat berkomitmen untuk mengurangi sampah plastik ke tingkat yang baru.

Heboh Wabah E Coli di McD AS, Sebabkan 90 Orang Jatuh Sakit

Dilansir dari foodbeast, Kamis 19 Juli 2018, McDonald's baru saja mengumumkan bahwa mereka telah di NextGen Cup Consortium and Challenge, dan akan mendukung upaya untuk mengembangkan kemasan makanan yang mengurangi limbah plastik. 

Salah satu upayanya ialah dengan membuang cangkir yang dapat didaur ulang atau dikomposkan. Starbucks bergabung dengan konsorsium yang dijalankan oleh Mitra Loop Tertutup, awal tahun ini.

Menyemai Harapan, Menuai Masa Depan

Dua perusahaan besar itu tidak akan melakukan penelitian sendiri, tetapi memberikan pendanaan ke NextGen Cup Consortium and Challenge, yang akan diberikan kepada para pemenang tantangan untuk mengembangkan solusi cangkir yang dapat digunakan kembali.

Tantangan tersebut akan diluncurkan September ini, dan meraka yang mempunyai solusi akan dibiayai dana sebesar US$1 juta. Nantinya akan dipilih tujuh tim yang akan ditempatkan dalam program akselerator enam bulan.

Kisah Inspiratif: McDonald's Indonesia Beri Ruang bagi Kaum Disabilitas untuk Bersinar

Kemudian mereka akan diminta untuk meningkatkan solusi penggunaan potensial oleh kedua perusahaan. Upaya lain yang akan datang mencakup solusi untuk tutup dan sedotan, dua sumber utama limbah plastik oleh industri makanan cepat saji.

Starbucks baru saja meluncurkan komitmen untuk menghilangkan semua sedotan pada 2020, sehingga kemitraan mereka dengan McDonald's sebagai bagian dari NextGen akan sangat penting untuk diwujudkannya.

Meski hanya dua nama besar makanan cepat saji yang terlibat dalam konsorsium, upaya-upayanya dapat memiliki implikasi yang langgeng untuk seluruh industri.

Perusahaan yang mengembangkan solusi cangkir, tutup, dan jerami yang dapat digunakan kembali akan memiliki kemampuan untuk melayani beberapa bisnis jika berhasil berkat program akselerator dan pendanaan awal. 

Dengan demikian mungkin tidak lama lagi seluruh industri makanan cepat saji akan berhenti menggunakan plastik. (ase)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya