Curahan Hati Pedagang Takjil di Masjid Sunda Kelapa
- VIVA.co.id/Bima Aria
VIVA – Jarum jam telah menunjukkan pukul 16.30 WIB. Puluhan pedagang juga telah bersiap dengan barang daganganya. Tapi sore itu, tidak seperti biasanya. Hanya segelintir pembeli yang berlalu-lalang di depan pintu masuk Masjid Agung Sunda Kelapa.
Lalu lintas yang biasanya padat menjelang buka puasa, juga masih terpantau lancar. Hanya satu dua mobil yang berhenti sejenak, membuka kaca jendelanya, dan membeli satu dua kue untuk persiapan berbuka.
"Sekarang mah hampir sama saja kayak hari biasa, soalnya ini ada penutupan jalan jadi agak sepi," ungkap Riyan dari dalam mobil Carry, tempat ia menjajakan aneka ragam takjil dan jajanan pasar, Selasa sore, 22 Mei 2018.
Sejak rentetan aksi teror yang terjadi di sejumlah wilayah di Indonesia, area Masjid Agung Sunda Kelapa yang juga dekat dengan rumah dinas Wakil Presiden Indonesia, memang ditutup. Kendaraan dialihkan melalui jalan lain. Sejumlah mobil taktis juga terlihat berjaga.
Imbasnya, tentu saja seperti yang dirasakan Riyan dan sejumlah pedagang takjil di sekitar Masjid Agung Sunda Kelapa. Pendapatan harian mereka mau tidak mau tidak sebanyak tahun lalu.
"Saya jualan sudah dari tahun 2005 di sini. Kalau secara kasat mata aja jelas pengaruh ke pedagang kayak kami. Biasa jam segini sudah susah bergerak, tapi ini masih lancar-lancar aja," kata Riyan.
Riyan yang biasanya mengantongi pendapatan kotor hingga Rp2 juta perhari, kini harus menerima pulang hanya dengan pendapatan Rp1 juta dari dagangannya yang berupa serabi, risol, biji salak, dan bubur sum-sum.
Hal yang sama juga dirasakan oleh Nanda, yang menjajakan roti Maryam. Ia juga mengaku bahwa hampir seminggu berjualan pada bulan Ramadan, pendapatannya cenderung tak jauh berbeda dari biasanya.
"Hampir sama saja sih kayak hari biasa, tapi ya tetap alhamdulillah lah," kata Nanda yang enggan memberi tahu pendapatannya.
Sementara itu, Rizky salah seorang pegawai bank swasta, mengatakan bahwa ia tetap memilih berburu takjil di Sunda Kelapa, lantaran dekat dari kantornya. Di samping itu, menurutnya, pilihan jajanan berbuka di Masjid Sunda Kelapa juga cukup beragam.