Empat Kuliner Aneh Jepang, Salah Satunya Sup Kura-kura
- medium.com
VIVA – Selain terkenal dengan hidangan sushinya, Jepang juga terkenal dengan hidangan-hidangan tak biasa yang bagi sebagian orang akan merasa jijik. Beberapa hidangan kerap disajikan saat masih hidup atau menggunakan hewan yang tidak lazim dikonsumsi.
Bagi Anda para foodie yang gemar tantangan, berikut empat kuliner ekstrem di Negeri Sakura, dilansir dari List Verse, Senin, 7 Mei 2018.
Suppon
Suppon (Pelodiscus sinensis) adalah masakan Asia yang terbilang mahal. Popularitas hidangan ini berasal dari klaim yang tidak berdasar bahwa kura-kura dengan bagian tubuh bawahnya yang lunak meningkatkan energi, kekuatan, dan kejantanan. Ekstrak minyak suppon bahkan dijual sebagai pengobatan yang belum terbukti untuk disfungsi ereksi.
Sementara suppon dilihat sebagai makanan yang memikat di pusat kota seperti Kyoto dan Tokyo. Makanan ini juga dijual di restoran pedesaan dengan harga lebih murah. Selama persiapan, leher kura-kura dipotong saat masih hidup. Ini memungkinkan koki untuk mengumpulkan darah. Darah kemudian dikonsumsi dengan atau tanpa sake sesuai dengan preferensi.
Tubuh reptil itu dipotong-potong dan dimasak dalam panci nabe untuk menghasilkan kaldu sayuran dan suppon. Hidangan alternatif menggabungkan daging kaya kolagen ke dalam kaldu seafood, tumis dan ramen.
Sperma Ikan (Shirako)
Shirako sebenarnya adalah kantung sperma ikan. Meskipun kantung ini paling sering diekstraksi dari ikan cod, namun kadang-kadang juga diambil dari salmon, ikan buntal, dan anglerfish.
Shirako disajikan dalam berbagai cara, bisa digoreng tepung, ditumis, direbus atau dimakan mentah-mentah sebagai sashimi. Adonan, tumis, atau masukkan ke dalam panci panas. Banyak yang menyebit teksturnya sangat lembut seperti krim dan rasanya agak mirip tahu.
Gurita Menari
Gurita menari (katsu ika odori-don) adalah kuliner Jepang sensasional yang viral beberapa tahun belakangan. Seperti namanya, gurita disajikan sebagai badut akrobatik bagi pengunjung restoran. Gurita disajikan tanpa kepala lalu disiram dengan kecap asin yang menyebabkan tentakelnya bergerak dan membuatnya tampak seolah-olah masih hidup.
Karena dibunuh saat pelanggan restoran memesan hidangan ini, jadi sebagian besar jaringan saraf gurita masih berfungsi. Natrium klorida dalam kecap asin memicu aksi di neuron sensorik tentakel. Serangkaian sinyal listrik kemudian dikirim ke otot, menyebabkan mereka berkontraksi. Karena sel-sel otot gurita masih memiliki cadangan energi dalam bentuk adenosine triphosphate (ATP), maka tentakel mereka masih bisa bergerak.
Shiro-uo (Ice Gobies)
Meski mirip dengan gurita tadi, makhluk laut ini kadang hidup ketika dikonsumsi. Shiro-uo adalah ikan kecil yang tembus pandang. Ketika dimasukkan ke mulut, mereka disebut-sebut melakukan tarian odorigui. Dalam bahasa Jepang, odorigui merujuk pada memakan seafood yang masih bergerak. (ase)