4 Kuliner Ekstrem Paling Menjijikan, Awas Muntah!
- adventuressetravels
VIVA – Banyak orang yang mengaku sebagai foodie atau penggemar kuliner, tapi tidak semua foodie mau mencicipi kuliner ekstrem, lho. Bagaimana tidak, ragam kuliner ekstrem yang ada di sejumlah negara umumnya punya rasa yang aneh dan bahkan tampilannya tidak menggugah nafsu makan.
Bukan cuma itu, di antara kuliner ekstrem yang ada di dunia, banyak juga yang bukan cuma aneh, namun bisa dibilang sadis dan menjijikan. Berikut 4 di antaranya, dilansir dari laman The Telegraph, Rabu, 2 Mei 2018.
Gurita hidup (Jepang dan Korea)
Menyantap gurita dalam keadaan masih hidup terbilang sadis. Belum lagi tentakel-tentakelnya masih menggeliat di mulut. Jangan kira makanan ini tidak punya risiko kesehatan. Tentakel gurita yang tidak dikunyah dengan baik bisa berbahaya jika menempel di tenggorokan.
Casu Marzu (Sardinia)
Yang ini merupakan kuliner khas Sardinia yang bisa mengancam kesehatan. Kebanyakan orang membuang makanan yang sudah busuk dan bahkan dihinggapi belatung. Namun di negara ini, belatung yang hinggap di keju yang difermentasi dalam waktu lama justru dijadikan makanan enak.
Biasanya keju Pecorino Sardo disimpan agar lalat keju bisa hinggap dan bertelur di bagian dalam gumpalan-gumpalannya. Telur-telur lalat kemudian menetas menjadi belatung yang kemudian membuat keju menjadi terfermentasi dan menghasilkan aroma yang menyengat.
Orang Sardinia biasa memakan belatung tersebut hidup-hidup bersama kejunya. Karena alasan risiko kesehatan, makanan ini dilarang di negara-negara anggota Uni Eropa.
Guinea Pig (Peru)
Hewan pengerat lucu ini biasa dijadikan hewan peliharaan di berbagai negara, namun tidak di Peru. Warga desa Andes di sana biasa berternak guinea pig untuk disembelih dan dikonsumsi.
Guinea pig umumnya dimasak dalam bentuk utuh dengan cara dibakar. Dagingnya sendiri disebut-sebut punya tekstur yang mirip daging kelinci.
Tikus (Vietnam, China, Thailand dan Laos)
Meski terdengar menjijikan, tikus termasuk sumber makanan di sejumlah negara. Di Vietnam, tikus biasa disajikan dengan dibungkus daun pisang dan dijual sebagai menu makan malam. Sedangkan di Thailand tikus dijual dengan ditusuk ke stik kayu seperti barbekyu.
Cita rasanya sendiri tidak seperti ayam dan terasa seperti mengandung zat kimia.