Ambisi Petty Elliot Populerkan Makanan Indonesia pada Dunia
- Instagram.com/pettyelliottskitchen
VIVA – Nama Petty Elliot mungkin sudah tak asing didengar terutama dalam dunia kuliner. Kariernya sebagai chef memang gemilang. Dia bahklan sempat mengikuti ajang masak bergengsi, BBC Master Chef di tahun 2001.
Saat mengikuti ajang tersebut, Patty punya ambisi ingin sekali memperkenalkan masakan khas nusantara kepada masyarakat benua Eropa dan Amerika. Ini tidak lain karena masyarakat dunia belum kenal lezatnya masakan Indonesia. Cita rasa masakan Indonesia pun saat itu baru dikenal setelah adanya penghargaan tiga makanan asal Indonesia, rendang (posisi satu), nasi goreng (posisi kedua), dan sate (posisi 14) sebagai 50 makanan enak di dunia versi CNN Travel.
"Problemnya adalah mereka tidak tahu soal makanan kita. Hal ini karena mereka kekurangan referensi (dalam hal ini buku bacaan) soal makanan Indonesia," ujar dia saat berbincang dengan VIVA di Ritz Carlton Pacific Place Jakarta, Jumat, 23 Maret 2018.
Namun kata dia, selama beberapa tahun ke belakang masakan nusantara telah populer di kalangan masyarakat dunia, karena adanya penghargaan dari CNN Travel tersebut.
Tidak hanya itu kata dia, selama tiga hingga empat tahun ke belakang, pemerintah pun telah aktif melakukan promosi salah satunya dengan adanya pameran buku di Frankfurt, Jerman.
Selain itu pada tahun 2016, para chef di Indonesia dianjurkan untuk membuat sebuah buku mengenai kuliner nusantara.
"Waktu itu saya bersama dengan beberapa teman saya seperti Bondan Winarno, Sisca Suitomo berlomba-lomba untuk membuat sebuah buku. Buat buku ini memang belum terlalu signifikan, tapi di dalam negeri dua tahun ke belakang makanan Indonesia berhasil menjadi tuan rumah di Indonesia.”
Di sisi lain, sejauh ini dalam mempromosikan Indonesia di mata asing cukup baik.
"Mereka bereaksi dengan bagus. Dari pengalaman saya, reaksi mereka pun bagus. Mereka sampai bilang makanan ini enak, tapi kenapa makanan nusantara enggak di buka tokonya," terang dia.
Meski pujian selalu dilontarkan orang asing untuk menu khas Indonesia, bukan berarti masakan khas nusantara ini tak perah dikritik. Tapi, kata Petty yang lebih banyak mengkritik justru orang dari Indonesia.
"Komentar malah datang dari Indonesia, misalnya soto yang kurang pedas kurang nampol. Tapi kita juga pahami market mereka. Misalnya menu khas Manado tapi rada otentik (pedasnya) harus disesuaikan masyarakat, kita tidak mau buat mereka kesusahan," terang dia.