Lestarikan Kuliner RI, Chef Ragil Diganjar Chef Of The Year

Chef Ragil
Sumber :
  • BIMO/ VIVA.co.id

VIVA – Ragil Imam Wibowo dinobatkan sebagai Chef of The Year, dalam Jakarta Best Eats, yang diadakan Kamis malam, 22 Februari 2018, di Four Season Hotel, Gatot Subroto, Jakarta.

Chef Ragil: Kuliner Asli Indonesia Terancam Punah

Chef Ragil, sapaan akrabnya, dinobatkan sebagai chef terbaik, salah satunya karena usahanya untuk terus mengangkat, menggali dan melestarikan kuliner-kuliner nusantara. Ragil berusaha membumikan dan menyebarluaskan kuliner nusantara, tidak hanya pada masyarakat Indonesia, namun juga turis mancanegara.

"Seneng banget ini buat Indonesia karena akhirnya chef Indonesia dengan makanan Indonesia bisa diakuin juga kok, jadi memang sebenarnya buat bukti makanan Indonesia bisa jadi lebih baik,"ungkap laki-laki yang telah lebih dari 20 tahun menggeluti dunia kuliner ini.

ICW Catat 33 Provinsi Gelar Pilkada Terindikasi Kuat Punya Paslon Terafiliasi Dinasti Politik

Bukan hanya dirinya yang mendapat penghargaan. NUSA Indonesian Gastronomy, restoran yang dikelola olehnya, juga dinobatkan sebagai salah satu restoran fine dining terbaik di Ibu Kota. Tempat ini sekaligus menjadi ruang eksplorasi bagi Ragil kala mendalami masakan Indonesia.

Di Nusa, Ragil mengeksplorasi teknik memasak yang jarang dilihat oleh orang kebanyakan. Bahkan di dapurnya ia juga masih menggunakan beberapa alat tradisional, penanak nasi langsam dan kompor tanah liat Bali.

Heboh Eks Dandim Makassar Diduga Selingkuh di Hotel Bareng Istri Dokter

"Kita akan mengenalkan makanan Indonesia yang klasik yang jarang ditemui. Nanti di next level kita akan munculin ingredient indonesia yang akan akan kita mix and match dengan makanan daerah," ungkap dia.

Tujuannya, untuk mengangkat petani dan nelayan-nelayan lokal. Dia ingin makin banyak restoran di Indonesia yang menggunakan bahan-bahan lokal, agar kehidupan petani dan juga nelayan menjadi terangkat.

Salah satunya terlihat dalam makanan andalannya, yakni Jamur Pelawan dan juga Ikan Gindara. Keduanya ialah makanan yang paling banyak dicari oleh para pengunjung.

"Kulat pelawan itu hanya bisa tumbuh pada siklus yang  harus diikutin. Jadi sehari sebelumnya harus ada petir dan hujan rintik rintik dan jatuhnya ke kayu pelawan dan besoknya harus terang benderang baru akan tumbuh kalau siklusnya tidak ada, tidak akan tumbuh," kata dia.

Maka tidak heran jika harganya juga relatif mahal. "Satu kilo itu bisa sampai Rp4 juta," kata dia.

Setidaknya ada tiga tantangan yang berhasil ia patahkan. Mengangkat masakan Indonesia, menggunakan bahan-bahan lokal, dan membuatnya ramah di lidah masyarakat modern. Maka tidak heran jika kemudian ia diganjar sebagai chef terbaik. (mus)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya