Terungkap, Tidak Selalu Produk Pangan Organik itu Lebih Baik
- Pixabay
VIVA – Seiring gaya hidup go green, produk pangan organik makin digemari. Kian populer karena banyaknya influencer, seperti selebriti yang 'menularkan' gaya hidup organik.
Produk organik diyakini punya banyak kelebihan dibanding produk konvensional. Makanya, banyak orang rela membayar lebih demi konsumsi produk organik. Tapi, benarkah manfaatnya sungguh besar? Simak fakta yang dilansir dari futurism.com berikut.
Organik Bebas Pestisida
Sayur organik bebas bahan kimiawi dan pestisida.
Bahan pangan organik memang tidak boleh menggunakan pestisida atau pupuk sintetis setidaknya tiga tahun sebelum panen. Tapi masih diperbolehkan memakai pengganti pupuk dan pestisida berbahan alami seperti pheromones serta vaksin untuk binatang.
Dari sisi kesehatan, sebenarnya pestisida tingkat rendah tidak membahayakan. Hal itu diungkap oleh Carl Winter, ahli food toxicologist dari Universitas California, "Berbahaya tergantung dari jumlah paparannya. Sejauh ini, paparan pestisida masih rendah, sehingga tidak menimbulkan masalah kesehatan."
Efek buruk pestisida pada bahan pangan konvensional tidak perlu dilebih-lebihkan. Di Amerika, petani menggunakan pestisida lebih sedikit dibanding beberapa dekade lalu. Lagipula, pestisida yang digunakan sudah melewati aturan kesehatan yang ketat. Meski dosis tinggi pestisida beresiko untuk kesehatan, sisanya yang menempel pada makanan relatif tidak berbahaya bagi kesehatan.
Organik lebih sehat
Jangan pernah ragu mengonsumsi sayur dan buah, meski tidak organik.
Saat membandingkan bahan pangan konvensional dengan organik, tidak terbukti secara langsung bahwa yang organik menjadikan kita lebih sehat. Sebanyak 240 penelitian dilakukan untuk menganalisa kandungan nutrisi bahan pangan organik.
Hasilnya, kurang adanya bukti kuat bahwa produk organik lebih kaya nutrisi dibanding produk konvensional. Meski begitu, terbukti konsumsi produk organik mengurangi paparan pestisida serta bakteri yang kebal antibiotik.
 Nutrisi tambahan memang baik untuk kita, tapi tidak berarti kita selalu membutuhkan produk tersebut untuk jadi sehat, atau jangan-jangan kita baik-baik saja tanpa harus mengonsumsinya.
Sebuah penelitian di tahun 2016 yang diterbitkan di British Journal of Nutrition menganalisa 170 kasus. Hasilnya, produk olahan susu organik serta daging organik punya kandungan lebih tinggi omega 3 dibanding produk konvensional sejenis. Omega 3 merupakan zat yang erat kaitannya dengan penurunan resiko serangan jantung serta baik untuk sistem tubuh.
Tinggi omega 3 memang baik untuk kesehatan, tapi bukan berarti Anda harus mengeluarkan dana lebih untuk versi organik. Sebab, kandungan omega 3 dalam produk olahan susu dan daging konvensional sudah cukup memadai.
Kekhawatiran terbesar Carl adalah, pemberitaan berlebih tentang bahan berbahaya yang melekat pada sayur dan buah konvensional, membuat masyarakat ragu mengonsumsinya. "Saat semua orang ingin mengejar konsumsi bahan pangan organik, justru membuat asupan produk lain jadi berkurang. Kalau sudah begini, bisa-bisa mereka malah akan terganggu kesehatannya di masa mendatang," papar Carl.
Jadi yang terpenting adalah, bukan soal organik atau bukan, karena kita perlu asupan berbagai jenis produk pangan secara berimbang.