Sambut Imlek, Ada Teh Gratis di Pecinan Jakarta
- VIVA/Isra Berlian
VIVA – Minggu siang itu, kemeriahan Imlek sudah menggema di kawasan pecinan di kawasan Glodok, Jakarta Barat. Ornamen merah dan beberapa bunga-bunga sakura imitasi pun telah menghiasi kawasan pecinan ini.
Beragam toko dadakan pun telah menjajakan pernak-pernik khas Imlek. Tak ketinggalan pula makanan-makanannya.
Sebuah bangunan tua bergaya China berwarna putih lengkap dengan lampion bersusun berwarna merah tergantung cantik di pelataran. Bukan hanya bentuknya saja, bangunan bernama Pancoran Tea House yang terletak di Jalan Pancoran ini pun ramai dikerubungi wisatawan lokal dan asing, tatkala seorang pramusaji menuangkan teh dari teko berwarna hijau ke dalam gelas.
Delapan teko berisi teh dengan dua varian, yakni teh manis dan teh tawar diberikan secara cuma-cuma alias gratis kepada semua masyarakat yang lewat. "Silakan diambil. Ini gratis," ujar salah satu pramusaji Pancoran Tea House, Dessy, Minggu siang, 4 Februari 2018.
Sontak pengumuman yang dilontarkannya membuat semua orang terheran-heran. Bagaimana mungkin di zaman sekarang ada yang gratis? Itu yang ada di benak beberapa orang yang terlihat terheran-heran di depan pelataran meja itu.
"Orang-orang di daerah ini sudah tahu soal ini. Berbeda kalau dari luar kota. Mereka seperti takut untuk mencicipi karena tidak terbiasa karena gratis," ucap Dessy, pramusaji Pancoran Tea House.
Namun, ada beberapa pengunjung yang juga sudah tahu soal kegiatan tersebut.
"Tahu sudah lama soal ini. Ada yang modelnya begini, tapi dia menyuguhkannya menggunakan mangkuk. Kalau yang menyajikan seperti ini (jadul), baru di sini lihatnya," ucap Lili, warga asal Lippo Cikarang saat berbincang dengan VIVA, Minggu, 5 Februari 2018.
Usut punya usut, kegiatan ini dinamakan patekoan atau menghidangkan teh gratis untuk masyarakat, yang telah menjadi ritual turun-temurun. Mulanya dari Kapiten Gan Djie, seorang kapiten China atau Kapitein der Chineezen ketiga di Batavia.
Si kapiten dan istrinya mempunyai jiwa sosial yang cukup tinggi. Pada masanya, ketika air bersih sulit didapat, Djie dan istri menyediakan wedang teh untuk para pedagang keliling, buruh dan orang-orang yang melintas.
Kini masyarakat pun tetap bisa menikmati harum dan segarnya teh ini mulai dari pukul 07.00 hingga pukul 19.00 WIB. Pihak Pancoran Tea House pun selalu membersihkan setiap gelas yang telah terpakai dan mengisi kembali teh-teh yang telah habis.
"Kalau weekend bisa reffil hingga 5 kali, kalau weekdays bisa sekali atau dua kali." (mus)