Serunya Menjajal Bikin Mochi Tradisional Jepang
- VIVA/Adinda Permatasari
VIVA – Salah satu makanan khas Jepang adalah mochi. Bagi warga Jepang, mochi menjadi makanan yang wajib ada dalam sebuah perayaan.
Sama halnya dengan tradisi potong tumpeng di Indonesia, mochi juga dijadikan simbol dimulainya sesuatu yang baru.
"Mochi biasanya untuk perayaan Tahun Baru, pembukaan kantor baru atau panen padi. Kalau ditarik bisa panjang, jadi itu sebagai harapan juga sama-sama ingin panjang umurnya," ujar Murakami Kengo dari Matsuri No Kai kepada VIVA di acara Japon Japan Fair 2018 di Citywalk Sudirman, Jakarta, Jumat, 26 Januari 2018.
Meski sudah banyak pabrik yang dapat memproduksi mochi secara massal, namun cara pembuatan mochi tradisional tidak pernah ditinggalkan warga Jepang. Teknik membuat mochi yang dipukul-pukul secara manual ternyata juga memiliki nilai filosofi.
Menurut Murakami, memukul mochi secara bersama-sama bisa menjadi doa bahwa kita bersama-sama menjadi sehat dan bisa berumur panjang.
Untuk mengenal dan memahami filosofi pembuatan mochi Jepang secara tradisional ini, para pengunjung Japon Japan Fair 2018 diajak secara langsung untuk mencoba memukul mochi. Ternyata memukul mochi menggunakan pemukul dari kayu yang disebut kine itu tidak mudah.
Beberapa pengunjung yang mencoba langsung menyerah setelah mencoba 2-3 kali pukulan saja. Padahal kekuatan dalam memukul mochi yang menentukan kepadatan dan durasi pembuatan mochi.
"Tekniknya itu dipukul sambil terus dipegang dan diputar, supaya semua rata. Sambil dipegang kita bisa tahu apakah sudah padat atau terlalu padat," kata Murakami.
Tergantung dari seberapa kuat pukulan, mochi biasanya bisa langsung diolah dengan berbagai jenis isian setelah 15-30 menit dipukul.