Mitos Kanker Serviks, dari Pembalut hingga Nikah Muda
- pixabay/holdosi
VIVA – Kanker serviks masih menjadi momok terbesar bagi kaum wanita. Pasalnya, satu dari 20 wanita di Indonesia terdeteksi mengidap virus HPV.
Banyaknya kasus kanker serviks, memicu ragam opini dari penyebab kasus tersebut. Berikut mitos dan fakta terkait penularan virus HPV pemicu kanker serviks seperti dipaparkan oleh Ketua Himpunan Onkologi Ginekologi Indonesia, Prof. dr. Andrijono SpOG(K) kepada VIVA.
1. Pembalut
Info yang beredar, pembalut dapat memicu kanker serviks. Padahal, pembalut yang diperjualbelikan, sudah seharusnya aman dari virus HPV pemicu kanker serviks.
2. Bertukar celana dalam
Virus HPV dapat menular melalui banyak hal, termasuk celana dalam. Jika pemilik celana dalam tersebut memiliki virus HPV, saat dipinjamkan, bisa saja menularkan virus tersebut.
"Sebaiknya jangan bertukar celana dalam karena bisa tularkan HPV. Apalagi, kalau celananya makin lembap, virus makin senang berkembangbiak di kondisi itu," jelas Prof Andri.
3. Penularan lewat tangan
Jangan salah, karena virus HPV mudah menular bahkan melalui tangan. Saat virus HPV menempel di tangan, lalu mengonsumsi makanan tanpa mencuci tangan, virus itu bisa masuk ke dalam mulut dan berkembang di dalamnya.
"Jadi, kasus virus HPV di mulut sudah banyak ditemukan saat ini. Karena malas cuci tangan, orang jadi terjangkit virus HPV ini," tegasnya.
4. Menikah usia muda
Ya, menikah muda menjadi salah satu alasan kuat kanker serviks semakin banyak mencuat. Sebab, serviks wanita di usia 19 tahun ke bawah, masih terlalu muda dan mudah dipenetrasi virus.
"Serviksnya belum kuat betul untuk melawan virusnya."