Skrining Saja Tak Bisa Turunkan Insiden Kanker Serviks

Pemeriksaan rahim/kandungan/kanker serviks.
Sumber :
  • VIVA/Muhamad Solihin

VIVA – Sudah menjadi rahasia umum bahwa kanker serviks adalah penyakit berbahaya nan mematikan. Tidak ada obat yang mampu membunuh virus penyebab kanker tersebut menjalar di tubuh.

Deteksi Dini Kanker Serviks dengan Metode Pap Smear atau IVA

Saat ini, terdapat dua jenis skrining pada kanker serviks yang bisa dilakukan oleh wanita yakni IVA dan pap smear. Dua jenis skrining ini dilakukan dalam rangka mendeteksi dini virus HPV pemicu kanker serviks.

"Skrining atau deteksi dini kanker serviks dengan tes pap smear dan IVA tidak dapat mencegah kanker serviks. Apalagi saat ini cakupan deteksi dini kanker serviks baru 11 persen, yaitu 4 persen dengan IVA dan 9 persen dengan pap smear. Jadi jika mengandalkan dua tes tersebut, sulit untuk menurunkan insiden kanker serviks," ujar Ketua Himpunan Onkologi Ginekologi Indonesia, Prof. dr. Andrijono SpOG(K), dalam Forum Ngobras, di kawasan Thamrin, Jakarta, Jumat, 19 Januari 2018.

Dokter: Punya Satu Pasangan Seks Tetap Berpotensi Kena Kanker Serviks

Andri menegaskan, cara paling utama dalam mencegah kanker serviks yaitu dengan menggunakan suntik vaksin HPV. Sayangnya, program vaksinasi ini belum dijalankan secara meluas di Tanah air.

"Vaksinasi HPV untuk mencegah kanker serviks belum menjadi program nasional. Baru sebagian kecil wilayah yang sudah melakukan yaitu Jakarta, Yogyakarta, dan Surabaya," ungkapnya.

Pap Smear Prosedur yang Digunakan untuk Mendeteksi Kanker Serviks

Padahal, data di RSCM-FKUI menunjukkan, setiap 1.000 perempuan yang menjalani skrining kanker serviks, 1,3 pasien positif kanker serviks. Jika diperluas ke seluruh Indonesia, dengan melihat komposisi jumlah penduduk perempuan, maka diperkirakan ada 70 ribu penderita kanker serviks di Indonesia.

Permasalahannya, kanker serviks kebanyakan terdeteksi di stadium lanjut di mana 94 persen akan meninggal dalam 2 tahun. Jadi, setiap 1 jam, satu hingga dua perempuan meninggal karena kanker serviks.

"Data Litbangkes Kemenkes menunjukkan insiden infeksi HPV di Indonesia mencapai 5,2 persen, atau ada 1 kasus per 20 orang. Meski begitu, kabar baiknya, 70-80 persen infeksi HPV akan sembuh dengan sendirinya, jika daya tahan tubuh bagus. Hanya 4-5 persen infeksi HPV yang berkembang menjadi kanker,” ucapnya.

Diskusi Kesehatan Kanker Serviks pada Perempuan

Jangan Anggap Remeh, Virus HPV Bisa Sebabkan Kanker Penis pada Laki-laki

Serviks memang hanya dimiliki oleh perempuan, tetapi penyebab dari kanker serviks adalah ‘virus HPV’ yang tidak memandang jenis kelamin.

img_title
VIVA.co.id
14 Agustus 2024