Konsumsi Kerupuk Berbahaya Bagi Wanita Hamil, Benarkah?
- Dokumentasi tvOne
VIVA – Kerupuk, siapa yang tak suka? Sensasi kriuk saat digigit membuat kerupuk digemari siapa saja. Tak hanya renyah, kerupuk juga tersedia dengan berbagai jenis dan varian, misalnya kerupuk kulit, kerupuk rambak. kerupuk bawang, kerupuk ikan dan udang, hingga kerpuk kampung.
Meski sering dikonsumsi dan digemari, ternyata banyak juga rumor miring soal konsumsi kerupuk. Misalnya kandungan pewarnanya yang bisa menyebabkan kanker hingga anggapan bahwa konsumsi kerupuk berbahaya bagi wanita hamil. Benarkah demikian?
Pakar gizi klinis Dr. Dian Permatasari, SpGK, Mgizi menjawab soal mitos dan fakta yang beredar seputar konsumsi kerupuk.
"Kandungan kerupuk itu dominan tepung, dan minyak. Tergantung varian, jika kerupuk udang pasti ada tambahan udang dan ikan, misalnya. Karena lebih banyak tepung tentu kandungan nutrisinya hanya karbohidrat, kalori, dan lemak dari minyak," ujarnya dalam tayangan AYO HIDUP SEHAT tvOne, Kamis, 18 Januari 2018.
Dengan kandungan karbohidrat yang dominan tersebut, Dian mengungkapkan tentu saja jika mengonsumsi kerupuk berlebihan akan menyebabkan kegemukan.
Misalnya, Dian mencontohkan satu jenis kerupuk besar (kerupuk kampung atau kerupuk udang) memiliki kandungan 80 kalori, jika seseorang mengonsumsi 3-6 lembar kerupuk dalam sehari, nilainya hampir setara dengan jumlah kalori pada 1 piring nasi. Lalu 100 gr kerupuk udang kalorinya bahkan mencapai 500. Padahal dalam satu hari, orang hanya butuh 1000-1300 kalori.
"Kerupuk sifatnya adalah makanan pelengkap, jadi sebaiknya konsumsi secukupnya saja dengan porsi yang kecil."
Zat lain yang berbahaya
Tak hanya soal kalori, kerupuk juga dikabarkan memiliki keterkaitan dengan penyakit serius.
"Ada beberapa jenis kerupuk yang punya rasa asin dan gurih berlebihan. Itu juga tidak baik dikonsumsi bagi penderita darah tinggi," ujarnya.
Selain itu, kerupuk yang diberi pewarna berlebihan juga dikatakan terkait dengan kanker.
"Mahasiswa IPB pernah menemukan bahwa ada kerupuk yang memiliki kandungan pewarna yang bisa memicu kanker. Tidak semua, namun sebaiknya konsumsi kerupuk yang sudah punya izin BPOM," ungkapnya.
Bagi ibu hamil, konsumsi kerupuk juga mesti dibatasi, "terkadang ada kerupuk yang menggunakan penyedap, dan boraks, tentu saja ibu hamil harus selektif memilih kerupuk yang dikonsumsi."
Rumor yang beredar soal kerupuk berlapis lilin juga ditampik Dian. Ia mengungkapkan hal itu terlalu berlebihan.
"Rasanya berlebihan, karena BPOM sendiri pelum pernah menemukan kerupuk yang mengandung lilin. Mungkin kalau terlihat mengkilat itu karena minyak."
Jika tetap ingin mengonsumsi kerupuk, sebaiknya harus memperhatikan hal-hal berikut ini. Tips dari dr Dian,
1. Perhatikan warna dan bau, jika terlalu berlebihan misalnya warnanya mencolok (atau terlalu putih) dan baunya terlalu menyengat sebaiknya dihindari. Pilihlah kerupuk dengan warna yang sedikit keruh dengan bau yang normal.
2. Jika harus digoreng, gunakanlah sedikit minyak, tentunya dengan minyak baru. Jika bisa memilih, pilihlah kerupuk yang dimasak dengan cara dipangang atau dengan sistem air frayer.
3. Jangan berlebihan mengonsumsi kerupuk, apalagi menjadikannya sebagai pengganti nasi.
4. Pilih kerupuk yang sudah teregistrasi oleh BPOM.