Mengenal ADC, Inovasi Penyembuhan Kanker Limfoma Hodgkin

Ilustrasi kanker.
Sumber :
  • Pixabay/PDPics

VIVA – Kanker Limfoma Hodgkin memang jarang terdengar. Kanker ini terjadi pada sistem kelenjar getah bening tubuh, yaitu sistem yang terdiri dari jaringan pembuluh dan kelenjar yang tersebar di seluruh tubuh. 

Kanker ini dikenal juga dengan sebutan penyakit Hodgkin dan termasuk jenis kanker yang tidak umum dibandingkan jenis-jenis kanker lain, termasuk jika dibandingkan dengan jenis kanker pada sistem limfa (limfoma non-Hodgkin) yang jauh lebih sering terjadi. Karenanya, kanker ini masuk ke dalam kategori kanker agresif yang mematikan.

Secara global lebih dari 62 ribu orang terdeteksi Limfona Hodgkin di mana sekitar 25 ribu orang meninggal setiap tahunnya akibat penyakit ini. Sedangkan di Indonesia angka kasus baru Limfoma Hodgkin pada tahun 2012 mencapai 1.168 dengan jumlah kematian mencapai 687 orang.

Dari data tersebut 1/3 dari penderita Limfoma Hodgkin berasal pada rentang usia 15 hingga 30 tahun dan 60 persen diantaranya lebih banyak menyerang pria.

Sekertaris Jenderal Perhimpunan Hematologi-Onkologi Medik yang juga merupakan dokter spesialis penyakit dalam, Dr.dr Dody Ranuhardy, SpPD-KHOM, MPH menyebut bahwa penderita bisa disembuhkan salah satunya dengan cara kemoterapi.

Pada Limfoma Hodgkin, kombinasi kemoterapi awal dapat memberikan respons yang bertahan lama. Namun demikian, sebanyak 20 persen dari pasien tersebut akan mengalami relaps (kambuhnya penyakit Limfoma) atau refrakter (tidak memberikan respons) terhadap pengobatan awal.

"Prognosis dengan kondisi relaps dan refrakter biasanya lebih buruk dan akan lebih sulit untuk disembuhkan," jelasnya saat ditemui di Gran Melia Hotel Jakarta.

Namun, lanjut dia dengan perkembangan teknologi dan terapi baru, kata dia harapan kesembuhan bagi para pasien dengan kondisi relaps dan refrakter dapat meningkat.

Genjot Penerimaan Negara, Pemerintah Sesuaikan Harga Jual Eceran Rokok Cegah Downtrading

Terdapat beberapa opsi pengobatan Limfoma Hodgkin Indonesia. Salah satu inovasi terkini adalah pengobatan Antibody Drug Conjugate (ADC) yang dikategorikan sebagai terapi bertarget (targeted therapy). 

Terapi bertarget dapat membantu mengirimkan agen yang kuat ke sel kanker yang menjadi target terapi ini, sekaligus meminimalisir paparan kepada sel yang tidak ditargetkan.

Lewat Pesawat Karya Anak Bangsa, Ansar Ahmad Ingin Wujudkan Konektivitas Daerah Terpencil di Kepri

"ADC sendiri terdiri dari sejumlah terapi kanker bertarget yang telah menunjukkan keberhasilan dalam berbagai jenis kanker, termasuk Limfoma Hodgkin dengan kondisi relaps dan refreakter," paparnya.

Lebih lanjut, dia menjelaskan bahwa penderita kanker yang akan menjalani pengobatan ini selama 6 hingga 8 siklus dengan jeda waktu tiga pekan. Pengobatan ini pun akan dievaluasi setelah melalui tiga siklus. Meski demikian, ternyata pengobatan ini memiliki efek samping bagi para penderitanya.

Pencoblosan Pilgub, Satgas No Money Politic Bakal Awasi Kampung-kampung di Jakarta

"Berkaca pada keberhasilan pengobatan di Eropa dan Amerika yang mencapai 70 persen, pengobatan ini akan menimbulkan gangguan saraf tepi atau neouropati yang ringan seperti kesemutan. Tapi hal itu bergantung dengan kondisi si pasien, karena daya tahan tubuh orang Indonesia berbeda dengan orang Amerika dan Eropa," ujarnya. 

Ilustrasi obat.

Kini Obat Kanker Limfoma Masuk Jaminan BPJS

Pemasar obat kanker telah memproduksi obat tersebut.

img_title
VIVA.co.id
15 September 2018