Menguak Bahaya Vape, Tar dan Nikotin

Rokok elektrik atau vape.
Sumber :
  • pixabay/LindsayFox

VIVA – Mendengar istilah nikotin biasanya yang muncul dalam ingatan adalah salah satu kandungan berbahaya yang terdapat dalam produk tembakau. Persepsi ini nyatanya masih cukup kuat melekat dalam benak masyarakat luas. Hal ini dikarenakan sebagian dari kita belum memahami betul mengenai apa sebenarnya nikotin itu sehingga dikatakan berbahaya.

Dr. Tirta Ungkap Fakta Mengejutkan tentang Bahaya Vape dan Pods!

Padahal berdasarkan kajian ilmiah, komponen berbahaya yang memicu berbagai penyakit seperti jantung, kanker, dan paru-paru adalah senyawa hasil pembakaran yang disebut dengan TAR.

"Nikotin merupakan zat adiktif yang mengakibatkan kecanduan jika dikonsumsi dalam dosis tinggi. Tidak hanya dalam produk tembakau, nikotin juga terkandung dalam sayuran, seperti kembang kol, kentang, terung, dan tomat. Meskipun belum banyak yang mengetahuinya,” jelas Amaliya, Tim peneliti dari Yayasan Pemerhati Kesehatan Publik (YPKP) Indonesia, dalam rilis 17 Januari 2018.

Asosiasi Konsumen Vape Minta Pemerintah Kaji Ulang Aturan Kemasan Polos Tanpa Merek

TAR yang dihasilkan dari proses pembakaran nyatanya jauh lebih berbahaya, termasuk yang dihasilkan dari pembakaran produk tembakau.

Bagi konsumen produk tembakau, terutama produk tembakau yang dibakar sudah mulai mengenal jenis produk tembakau alternatif yang mulai tren sejak tahun 2013, yakni rokok elektrik atau biasa disebut vape, nikotin tempel, snus, serta produk tembakau yang dipanaskan.

Vape vs Rokok: Apakah Anak Muda Memilih Alternatif yang Lebih Sehat?

YPKP Indonesia secara independen melakukan penelitian terhadap salah satu produk tembakau alternatif yaitu rokok elektrik atau vape. Hasilnya, vape dinilai memiliki risiko kesehatan yang lebih rendah dibandingkan rokok yang dikonsumsi dengan dibakar.

“Hal tersebut dapat terjadi karena dalam konsumsinya, vape menggunakan teknologi yang dipanaskan bukan dibakar sehingga TAR, senyawa karsinogenik berbahaya, hasil pembakaran rokok bisa dieliminasi,” katanya.

Amaliya lebih lanjut menjelaskan bahwa sari hasil profil kromatografi atas kajian cairan dan uap vape yang telah diteliti selama enam bulan memperlihatkan adanya kandungan UP Propylene Glycol, USP Glycerin Natural/Vegetable, dan perasa pada cairan vape.

"Karena itu, vape menjadi jauh lebih rendah risiko kesehatannya dibandingkan rokok yang dikonsumsi dengan cara dibakar."

Bagi para pakar kesehatan internasional, kehadiran produk tembakau alternatif merupakan salah satu inovasi kesehatan terpenting, karena dapat secara efektif menurunkan risiko penggunaan rokok yang dikonsumsi dengan cara dibakar. (one)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya