KLB Campak di Asmat, ORI Mulai Dijalankan
- ANTARA FOTO/Hendra Nurdiyansyah
VIVA – Kejadian Luar Biasa, atau KLB Campak menyerang kabupaten Asmat, Papua. Sebanyak 22 pasien, masih menjalani perawatan akibat dari campak tersebut.
Untuk mencegah penyebaran kasusnya, Kementerian Kesehatan RI memberi respons cepat akan kejadian tersebut.
Ditegaskan Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat Kemenkes RI, Oscar Primadi, Outbreak Response Immunization (ORI) itu telah dilakukan.
"ORI Campak sudah dilakukan. Kami sudah menjalaninya di beberapa distrik dan sudah ter-cover," ungkap Oscar, ditemui di Gedung Kemenkes RI, Jakarta, Selasa 16 Januari 2018.
Meski begitu, memang belum semua distrik yang diberikan penanganan ORI. Hal ini didasari oleh minimnya tenaga kesehatan di daerah tersebut.
"Dengan datang tim tambahan dari kami pada hari ini, diharapkan akan di-cover semua. Nantinya, tahap kedua akan dilakukan pengiriman tim tambahan lagi pada 23 Januari mendatang," paparnya.
Sebanyak 39 tenaga kesehatan dikirim ke wilayah tersebut. Dari 39 tenaga kesehatan itu, 11 di antaranya merupakan dokter spesialis, yakni satu dokter spesialis bedah, spesialis kulit kelamin, spesialis anestesi, spesialis obgyn, dan spesialis gizi klinik, tiga dokter spesialis anak, tiga dokter spesialis penyakit dalam, dan empat dokter umum.
Adapula tiga orang perawat bedah dan dua orang penata anestesi. Tenaga kesehatan lainnya, yakni tenaga gizi, tenaga kesehatan lingkungan, dan surveilans yang melakukan kegiatan dengan tugas yang telah ditetapkan.
Tenaga kesehatan yang dikirim ke sana, tambah Oscar, akan dibagi ke dalam dua tim, yakni tim pelayanan kesehatan primer yang akan dikirimkan ke Distrik Sawa Erma, Kolf Braza, dan Pulau Tiga. Ada pula tim pelayanan kesehatan rujukan, tenaga kesehatan nantinya akan dikirim ke RSUD Agats.
"Nanti, jika semuanya telah tertangani, kami akan melanjutkan program pemberian imunisasi dasar pada semua balita serta menjalani flying health care," terangnya.