Kemenkes Akui Anak di Suku Asmat Meninggal Akibat Komplikasi
- ANTARA FOTO/Fahrul Jayadiputra
VIVA – Kejadian Luar Biasa, atau KLB Campak di Asmat, Papua, mulai mencuat pada awal tahun ini. Kematian turut mengintai para pasien campak yang didominasi oleh kelompok anak.
Dipaparkan Direktur Kesehatan Masyarakat, Kementerian Kesehatan RI, Doddy Izwardi gizi buruk sudah mulai mengintai anak-anak yang tinggal di Kabupaten Asmat, Papua. Ditambah, kehadiran infeksi berupa campak menjadi penyakit awal yang memicu status gizi semakin buruk.
"Awalnya, karena gizi buruk, kemudian, makin mencuat karena serangan infeksi campak. Status gizinya semakin diperberat, situasinya menjadi inadequate intery inteks," tutur Doddy, ditemui di gedung Kemenkes RI, Jakarta, Selasa 16 Januari 2018.
Doddy menegaskan, kehadiran campak disertai gizi buruk, membuat komplikasi penyakitnya memicu kematian. Salah satu komplikasi yang rentan mengintai, yaitu radang pada paru.
"Rata-rata anak di Asmat meninggal, karena radang paru-paru yang awalnya dari campak. Etiologinya, penyakit infeksi kalau kurang makan itu bisa membuat gizi buruk dan memicu komplikasi," terangnya.
Selain itu, pola asuh dan sanitasi lingkungan menjadi pemicu lain dari dampak kematian yang menjangkiti anak-anak di Asmat, Papua. Serta, peran imunisasi juga harus digenjot di kawasan pelosok oleh tenaga kesehatan.
"Pola asuh baik dan sanitasi baik itu prasyarat minimal untuk promotif dan preventif. Imunisasi lengkap juga membuat kekuatan anak menjadi lebih baik dan asupan makanannya dijaga," terangnya.