Medsos Bisa Jadi Sarana Lawan Antivaksin
- ANTARA FOTO/Muhammad Iqbal
VIVA – Kasus campak di wilayah timur Indonesia, Papua, mulai meningkat. Pemerintah pun telah menetapkannya sebagai kejadian luar biasa (KLB).
Diterangkan Direktur Surveilans dan Karantina Kesehatan, Kementerian Kesehatan RI, Elizabeth Jane, àngka kasus KLB campak di Asmat, Papua masih akan ditelusuri. Namun, dari data yang ada, kasus campak sebenarnya banyak tercatat di pulau Jawa.
"Data campak di Indonesia saya harus lihat data dulu, saya tidak hafal. Tapi, Campak paling banyak kasusnya sebenarnya ada di pulau Jawa. Ini karena kepadatan penduduk," ujar Jane saat dikonfirmasi VIVA, Senin 15 Januari 2018.
Sebelumnya, kejadian luar biasa terhadap kasus difteri sempat meluas. Banyaknya penyakit lama yang kembali hadir di Tanah Air, memberi kekhawatiran tertentu pada masyarakat.
Kaum antivaksin sempat diklaim menjadi penyebab dari meluasnya KLB Difteri. Namun, media sosial juga memicu peningkatan kasus-kasus penyakit lama kembali hadir.
"Faktor medsos itu sebagai wadah laporan kasusnya. Kasus itu muncul karena ada medsos yang dilaporkan oleh masyarakat," ujarnya.
Media sosial, lanjut Jane, juga bisa menjadi sarana imbauan agar masyarakat kembali menggunakan vaksin sebagai salah satu langkah pencegahan.
"Ya, melalui medsos juga kita bisa melakukan imbauan agar masyarakat mau divaksin," tutupnya.