Minim Tenaga Kesehatan, Pemicu KLB Campak di Asmat?

Seorang tenaga medis menunjukkan vaksin campak
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Rosa Panggabean

VIVA – KLB Campak mulai mencuat di kabupaten Asmat, Papua, pada September 2017 silam. Hal ini diklaim terjadi karena minimnya fasilitas serta tenaga kesehatan yang ada di kawasan tersebut.

Picu Wabah, Jutaan Anak di Seluruh Dunia Belum Vaksin Campak

Untuk menangani KLB Campak, Direktur Surveilans dan Karantina Kesehatan, Kementerian Kesehatan RI, Elizabeth Jane Soepardi menuturkan akan menurunkan tambahan tenaga kesehatan di wilayah Asmat, Papua. Sebab, menurut data yang ada, jumlah fasilitas kesehatan sangat minim.

"Di wilayah itu ada 21 kecamatan, tapi hanya 13 kecamatan yang ada puskesmasnya, kecamatan lain mau berobat di mana? Pemerataan tenaga kesehatan juga kurang baik. Ada yang satu puskesmas hanya satu tenaga kesehata saja, gimana dia bisa menjangkau daerah sulit?" terangnya.

WHO : Kasus Campak Meningkat 300 Persen di Seluruh Dunia

Jane menjelaskan, tim dokter dan perawat akan diturunkan dari berbagai rumah sakit dalam menangani imunisasi serta mengobati yang sakit.

"Banyak yang akan turun, dari TNI akan turunkan dokter, RS Fatmawati juga 10 dokter diturunkan, perawat juga diturunkan. Jadi nantinya tenaga imunisasi banyak dan juga mengobati. Tim ini akan tinggal sekitar 10 hari lamanya, sebagai gelombang pertama," ujarnya.

Pasca KLB Campak, Jokowi Akan Kunjungi Asmat
Secara global, penyakit campak membunuh 140.000 orang di seluruh dunia selama 2018, menurut data WHO. Angka itu muncul walau vaksin telah diperkenalkan ke publik lebih dari 50 tahun lalu. - Reuters

8 Mitos Vaksin di Balik Wabah Campak: Autisme hingga Konspirasi Barat

Wabah campak muncul di berbagai negara

img_title
VIVA.co.id
7 Desember 2019