Keputihan Tak Normal? Atasi dengan Ini Sebelum ke Dokter
- pixabay/holdosi
VIVA – Keputihan menjadi salah satu kondisi yang paling menakutkan untuk para wanita. Karena keputihan terkait dengan kondisi kesehatan reproduksi, dan masalah kesehatan yang serius.
Padahal dalam kategori medis, kondisi ini adalah sesuatu yang alami. Keputihan adalah salah satu mekanisme tubuh untuk membersihkan dan melindungi vagina dari iritasi dan infeksi. Ibu hamil juga bisa mengalami keputihan yang berhubungan dengan kehamilan.
Saat mengalami keputihan, seorang wanita akan mengeluarkan lendir dari vaginanya. Lendir yang diproduksi kelenjar dalam vagina dan serviks atau leher rahim ini akan keluar sambil membawa sel-sel mati serta bakteri sehingga vagina tetap bersih.
Keputihan yang normal ditandai dengan jumlah, warna, serta kekentalan lendir. Lendir yang normal umumnya berwarna bening hingga keputih-putihan dan tidak berbau. Lendir tersebut juga biasanya tidak disertai gatal-gatal atau rasa perih pada daerah vagina.
Selain itu, keputihan juga tergantung pada siklus menstruasi yang dialami oleh seorang wanita. Contohnya, jumlah lendir akan lebih banyak pada masa subur atau menyusui.
Yang harus diwaspadai adalah ketika keputihan memiliki gejala berbeda, Anda sebaiknya waspada. DIlansir laman WebMD Jumat 12 Januari 2018, keputihan yang tidak normal terkadang bisa mengindikasikan adanya penyakit tertentu.
Misalnya, ada perubahan pada warna dan kekentalan lendir, jumlah lendir yang berlebihan, bau lendir yang tajam, pendarahan di luar jadwal haid, serta rasa gatal di sekitar vagina dan nyeri pada perut.
Selain itu, keputihan yang tidak normal juga ditandai dengan perubahan warna dan konsistensi, adanya bau, dan adanya gatal atau nyeri.
Lalu, apa yang harus dilakukan jika kondisi tersebut terjadi. Ada langkah-langkah pertolongan pertama yang bisa Anda terapkan.
1. Jaga agar vagina tetap kering dan tidak lembap dengan selalu mengeringkannya setelah buang air kecil.
2. Hindari mencuci vagina dengan cairan pembersih karena berisiko merusak keseimbangan alami bakteri dan jamur di dalamnya. Sebisa mungkin, hanya gunakan air saja.
3. Hindari penggunaan parfum dan bedak pada vagina.
4. Selain itu hindari penggunaan produk tertentu yang mampu memicu iritasi dan menyebabkan keluarnya cairan tidak normal dari vagina. Misalnya, pelembut atau detergen yang beraroma kuat saat mencuci celana dalam, pembalut beraroma/berparfum, tisu toilet beraroma atau tisu basah.
5. Konsumsi makanan sehat dengan nutrisi seimbang. Yoghurt atau suplemen yang mengandung laktobasilus juga baik dikonsumsi.
6. Hindari terlalu sering berendam dalam air panas.
7. Cuci pakaian dalam dengan air hangat
8. Ganti pembalut secara teratur saat datang bulan.
9. Jagalah kebersihan daerah intim Anda. (ase)