Maaf atau Cerai, Mana yang Terbaik Jika Pasangan Selingkuh?
- http://animesia31.blogspot.com/
VIVA – Kasus perselingkuhan bisa dipandang dari dua arah. Pertama, badai bagi bahtera pernikahan. Kedua, noda tak terhapuskan bagi kesucian ikatan pernikahan.
Apabila memilih sudut pandang pertama, badai bisa dianggap sebagai tantangan yang biasa menerjang kapal mana pun yang tengah berlayar. Pada saatnya, badai akan reda. Kapal yang tangguh terselamatkan, kemudian kembali berlayar.
Akan tetapi, jika memandang perselingkuhan sebagai noda yang tak terhapuskan, ibarat baju, dipakai di badan pun tak lagi elok. Sebagian orang memutuskan membuang baju yang ternoda itu, dan berusaha menemukan kebahagiaannya kembali dengan membeli baju yang baru.
Pada dasarnya, ada dua pilihan terkait apa yang harus dilakukan setelah perselingkuhan itu terjadi: maafkan atau cerai. Apa pun itu, masalah perselingkuhan bukan hal yang sederhana. Ada banyak faktor yang perlu dipertimbangkan dalam menentukan jalan mana yang harus diambil.
Uraian berikut ini mungkin bisa sedikit membantu meringankan kekalutan hati dan pikiran akibat perselingkuhan pasangan. Seperti yang dinyatakan Jackie Pillosoph, penulis buku pernikahan, di laman Huffington Post.
Layak dimaafkan jika...
Dengan asumsi tidak ada pelecehan fisik atau mental, tidak ada masalah kecanduan obat, dan tidak ada tindak kecurangan lain selain selingkuh, pasangan masih memiliki kesempatan untuk dimaafkan. Terutama jika ia menunjukkan tanda penyesalan yang luar biasa, dan benar-benar menginginkan bahtera rumah tangganya kembali tegak berlayar.
Dapat dimengerti bahwa bagi orang yang menerima kecurangan, luka yang ditorehkan dari perselingkuhan itu begitu mendalam. Namun, komunikasi tetap dapat menjadi bagian dari solusi. Komunikasi pula yang akan membuat pasangan belajar untuk saling percaya kembali.
Selain itu, keputusan memaafkan juga terkait erat dengan anak-anak. Sudah jelas bahwa menjaga keutuhan keluarga selalu layak diperjuangkan.
Lebih baik cerai jika...
Ada semacam ketakutan yang menghantui pikiran: "kali ini dimaafkan, jangan-jangan nanti selingkuh lagi?" Benar, sekali kepercayaan terkoyak, sangat sulit untuk menjalinnya lagi. Para korban selingkuh pasti merasakan ini.
Oleh sebab itu, pasangan yang berselingkuh biar bagaimana pun, berani berbuat berani bertanggung jawab. Kesalahan tetaplah kesalahan. Meski ratusan kata maaf telah diucapkan, jujur pada hati adalah yang terbaik.
Sebagai penutup, keputusan untuk memaafkan atau menceraikan adalah milik Anda, dan itu tidak mudah. Sama tidak mudahnya dengan menjalani kehidupan pascaperceraian. Perlu proses penyembuhan yang sangat panjang. Tapi, tinggal bersama seseorang dalam situasi buruk, juga bukan pilihan tepat. Di antara dua pilihan itu, ada satu hal yang perlu digarisbawahi: hari esok selalu membawa harapan. Setiap manusia berhak hidup bahagia dengan pilihannya.