Januari 2018, KLB Difteri Menurun Usai ORI
- ANTARA/M Agung Rajasa
VIVA – Kejadian Luar Biasa (KLB) pada penyakit difteri, mengalami peningkatan sepanjang 2017 lalu. Pasca dilakukan Outbreak Response Immunization (ORI), kasusnya mulai mengalami penurunan.
ORI telah dilakukan sejak 11 Desember 2017 silam di beberapa kabupaten kota di Tanah Air. Hingga saat ini, ORI telah dilakukan hampir satu bulan lamanya.
"Difteri kami sudah mengatasi dengan ORI dan angkanya menurun jauh. Penurunan ini terlihat di daerah yang dengan kepadatan penduduk," ujar Menkes RI, prof. dr. Nila Moeloek Sp.M(K) di Kemenkes RI, Jakarta, Rabu 10 Januari 2017.
Sejalan dengan itu, Dirjen P2P, dr. H. M. Subuh MPPM menuturkan bahwa kasus difteri tidak ditemukan di wilayah timur Tanah Air. Ia menjelaskan, difteri lebih banyak terdata di wilayah dengan padat penduduk.
"Sekecil apapun gapnya, di daerah padat tetap jumlahnya besar. Difteri tahun ini di wilayah timur, hampir tidak ditemukan atau dilaporkan. Prosedur saat terjadinya KLB difteri, dengan menjalani ORI," kata Subuh.
Sepanjang tahun 2017, pelaporan kasus difteri telah mencapai hingga 170 wilayah kabupaten kota. Dituturkan Subuh, semenjak adanya ORI, angka tersebut berangsur-angsur semakin menurun.
"Setelah dilakukan ORI, hasilnya, Januari 2018 difteri tinggal 85 kabupaten kota. Tentu kita masih lakukan follow up dengan berbagai upaya melalui puskesmas dan prasarana kesehatan di berbagai wilayah," ungkapnya.
Kabupaten Garut KLB Difteri, Ini Tanda Gejala dan Cara Pencegahannya
Apakah itu difteri? Penyakit ini dapat menyebabkan kesulitan bernapas, masalah irama jantung dan bahkan kematian. Difteri diketahui juga dapat menularkan ke orang lain.
