Penyebab dan Cara Atasi Kram
- Pixabay/pexels
VIVA – Kebanyakan dari kita pasti sudah akrab dengan rasa sakit menusuk misterius yang datang dan pergi pada bagian tubuh tertentu, tapi tak banyak yang tahu apa sebenarnya yang menyebabkan otot menjadi kram.
Meski penyebab beberapa serangan kram tidak diketahui, kram terkadang bisa disebabkan oleh penuaan, olahraga berat, pengobatan kolesterol atau tekanan darah tinggi, dehidrasi, dan penyakit liver. Pada bagian tubuh berbeda, kram bisa menyebabkan otot tiba-tiba memendek dan kejang, yang menimbulkan rasa sakit tapi seringkali tidak menyebabkan bahaya.
Kram kaki
Pada akhir babak pertandingan sepak bola, seringkali terlihat para pemain berguling di lapangan dengan satu kaki mengangkat ke udara, sementara rekan setimnya mencoba memegang kaki pemain itu. Ini dikarenakan kram yang terjadi di betis atau urat lututnya.
Namun, kram kaki tidak hanya terjadi pada atlet saja tapi bisa juga menyerang mereka yang punya gaya hidup malas bergerak atau sedentari. Bahkan, banyak orang yang mengalaminya saat sedang istirahat atau pada malam hari.
Ketika kram terjadi, dilansir dari laman The Independent, Kamis, 28 Desember 2017, meregangkan otot adalah penanganan terbaik yang bisa dilakukan. Itulah kenapa pemain bola memegang kaki timnya yang kesakitan.
Olahraga peregangan secara rutin, khususnya pada otot betis yang paling banyak mengalami kekejangan, juga bisa menjadi cara mencegah kram. Meskipun, paracetamol atau ibuprofen tidak banyak membantu saat kram terjadi karena butuh waktu lama untuk benar-benar bekerja, tapi obat-obatan ini bisa membantu melemaskan otot setelah kram.
Kram menstruasi
Kram yang juga umum dialami adalah kram menstruasi yang disebut juga nyeri haid. Nama resmi dari penyakit ini adalah dysmenorrhoea, yang disebabkan ketika dinding otot dari uterus berkontraksi, sehingga menyebabkannya mendorong pembuluh darah yang memotong suplai oksigen ke rahim.
Dysmenorrhoea bisa berbeda-beda pada masing-masing individu. Tapi secara umum, penyakit ini bermanifestasi sebagai rasa sakit di bagian bawah perut, pinggang belakang, panggul, dan paha.
Bagi sebagian wanita, serangan ini bisa berkembang menjadi kontraksi seperti kejang, tapi bagi sebagian lainnya rasanya seperti nyeri yang terus menerus. Meski pengetahuan mengenai nyeri haid secara umum kurang, tapi banyak riset tengah dilakukan pada penyakit yang menyerang hampir setengah populasi dunia.
Pada tahun 2016, para ilmuwan menemukan bahwa menstruasi bisa menyebabkan rasa sakit yang sama seperti serangan jantung, meski dokter sering berpikir bahwa ibuprofen cukup untuk melawan sakit itu.
Kram perut
Seringkali orang mengatakan ia mengalami kram perut, tapi ini merupakan istilah tidak spesifik yang saling bertukar dengan sakit perut. Alih-alih akibat kram otot di perut, sakit perut bisa disebabkan oleh kondisi serius dan tidak serius yang sangat luas.