Tiga Penyebab Kematian pada Ibu Melahirkan
- http://yoechua.blogspot.com/
VIVA – Hari Ibu yang jatuh pada 22 Desember setiap tahunnya, menjadi momen untuk mengingat segala jerih payah seorang ibu, baik di ranah domestik maupun publik. Meski demikian, dalam suasana perayaan Hari Ibu, tidak banyak yang peduli dengan angka kematian ibu.
Berdasarkan Survei Penduduk Antar Sensus tahun 2015, Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia berada pada angka 305 per 100.000 kelahiran hidup. Meski angka ini mengalami penurunan, masih cukup mengkhawatirkan.
Menurut, dr. Ridwan Mahmuddiin, SpOG., dokter spesialis kebidanan dan kandungan Rumah Sakit Evasari, ada tiga faktor utama penyebab kematian ibu, yakni perdarahan, preeklampsia, dan infeksi.
"Perdarahan pada persalinan sangat mengancam nyawa, karena dalam satu menit darah yang mengalir pada janin cukup bulan itu 500 cc. Kalau darah total 1,5 liter atau 2 liter, dalam hitungan menit saja sudah sangat mengancam nyawa," ungkap Ridwan saat dihubungi VIVA, 22 Desember 2017.
Oleh karena itu, pertolongan persalinan harus pada tempat yang layak. Jika melahirkan di tempat tidak layak akan sulit mengatasi perdarahan. Infeksi juga merupakan hal yang rentan terjadi pada ibu melahirkan.
"Perilaku bersalin yang tidak bersih sehingga infeksi gampang naik ke rahim, atau cara persalinan yang salah misalnya ke dukun beranak, tidak dilakukan antiseptik, jadi infeksi gampang terjadi. Kalau sudah naik ke rahim bisa menyebar ke dalam tubuh," kata dia.
Sementara itu, preeklampsia merupakan komplikasi kehamilan yang ditandai dengan tekanan darah tinggi dan gangguan pada beberapa organ. Kondisi ini juga sering tidak disadari ibu hamil.
"Tekanan darah tinggi disertai kebocoran protein pada ginjal. Kenapa ini menjadi sangat bahaya, karena ketika terjadi kebocoran disertai kebocoran lain, di paru bisa menjadi tenggelam, di otak bisa menjadi pembengkakan otak. Jadi seluruh organ terlibat dan direfleksikan pada ginjal yang bermasalah," kata dia.
Untuk itu, Ridwan mengatakan, butuh penanganan yang tepat dan cepat untuk meminimalisasi hal ini. Di samping itu, butuh perencanaan kehamilan yang matang, agar ibu dan janin bisa selamat.