Hindari Berkata Ini Pada Teman yang Ingin Bunuh Diri
- Yonhap/via REUTERS
VIVA – Depresi yang tidak memperoleh penanganan tepat, berpotensi mendorong seseorang melakukan bunuh diri. Belum lama ini, tepatnya 18 Desember 2017, vokalis boyband SHINee asal Korea Selatan, Jonghyun ditemukan tewas akibat bunuh diri.
Keputusan Jonghyun itu bukan secara tiba-tiba. Beberapa waktu sebelumnya, Jonghyun sempat menunjukkan tanda-tanda yang mengarah pada tindakan bunuh diri. Salah satunya menitipkan surat wasiat pada sahabatnya, Nine, dari grup Dear Clouds.
Nine sangat terkejut menerima catatan bunuh diri sahabatnya. Ia lantas memberitahu pihak manajemen. Tapi mereka bingung dan tidak tahu apa yang mesti diperbuat.
Keluarga dan teman-teman Jonghyun sudah mengetahui penderitaan yang dialaminya. Mereka berusaha keras membantu menyelesaikan masalah artis berusia 27 tahun tersebut. Namun, usaha mereka tak berhasil. Jonghyun tetap nekat mengakhiri hidup dengan menghirup gas beracun di kamar apartemennya.
Terkait tanda-tanda yang mengarah pada percobaan bunuh diri, Into The Light, komunitas yang berfokus pada upaya pencegahan bunuh diri dan kesehatan jiwa remaja, mengajak masyarakat agar tidak mengabaikan perubahan perilaku pada orang di sekitarnya. Terutama jika ia menjadi kerap membicarakan kematian.
Dalam rilis yang diterima VIVA, Rabu, 20 Desember 2017, Into The Light menyebutkan, "Jika Anda memperhatikan adanya perubahan perilaku seperti murung, menarik diri, membicarakan kematian, serta perasaan tidak ada harapan dari rekan fans SHINee (Shawol - sebutan untuk penggemar SHINee), harap segera dianjurkan untuk menghubungi ahli psikologi atau psikiater terdekat."
Terlepas dari apakah tanda-tanda yang mengarah pada percobaan bunuh diri itu ditunjukkan oleh Shawol atau bukan, pernyataan Into The Light itu layak untuk dicermati. Sebagai komunitas yang memberi pendampingan konseling sebaya, sejak dibentuk pada Mei 2013, Into The Light telah menangani 152 klien yang mengalami depresi dan mengarah pada tindakan bunuh diri.
Seperti dikatakan Benny Prawira Siauw, selaku Kepala Koordinator Into The Light Indonesia saat dihubungi VIVA, Rabu, 20 Desember 2017, "Sejauh ini kami telah menangani 152 kasus dengan beragam masalah. Ada yang karena relationship, kekerasan sosial, diskriminasi, finansial juga ada," kata Benny.
Laman resmi Into The Light juga memaparkan, apabila kita melihat orang terdekat menunjukkan tanda-tanda ingin bunuh diri, ada beberapa kiat untuk menghadapinya. Kiat itu menekankan agar sebagai teman tidak sampai salah ucap yang justru memperburuk keadaan. Di antaranya seperti berikut ini.
Hindari
Melempar asumsi pribadi pada kondisi teman yang ingin bunuh diri. Misalnya: Begitu saja kok ingin mati. Kamu pasti kurang ibadah, ya.
Disarankan
Tahan semua asumsi Anda, berikan kesempatan pada teman untuk berbicara menceritakan masalahnya. Jadilah pendengar yang baik. Usahakan tidak menghakimi dengan perkataan yang menyudutkan dan semakin membuat nyalinya ciut menghadapi kehidupan. Besarkan hatinya dengan mengatakan, "Selama ini apa yang membuatmu bertahan?" atau "Apa cita-cita yang ingin kamu raih di masa depan?"
Hindari
Menganggap remeh ucapan teman yang mengatakan bahwa ia tak ingin dilahirkan, ingin tidur selamanya, merasa tidak punya masa depan, dan perkataan senada.
Disarankan
Menanyakan apakah teman tersebut memiliki keinginan bunuh diri, sejak kapan, dan dengan metode apa ia akan mewujudkan niatnya.
Hindari
Menantang teman terkait niatnya untuk bunuh diri. Misalnya, "Kalau mau mati ya mati saja. Jangan cuma caper. Lakuin kalau berani!" Sikap seperti ini justru dapat menjadi pemicu melakukan tindakan bunuh diri.
Disarankan
Jauhkan teman dari akses bahaya. Misalnya menyimpan benda tajam atau menghindarkan ia dari lokasi rawan. Katakan padanya, "Alat ini aku simpan dulu, ya. Tolong kamu jaga diri kamu dari tempat berbahaya."
Hindari
Meninggalkan teman yang bunuh diri sendirian.
Disarankan
Upayakan agar teman yang ingin bunuh diri ditemani orang terdekat, baik secara fisik maupun emosional, hingga niat bunuh dirinya hilang. Ungkapkan masalah ini pada keluarga, jangan disimpan menjadi rahasia Anda sendiri.
Jika Anda butuh bantuan konsultasi untuk mengatasi masalah depresi atau Anda melihat orang yang ingin melakukan aksi bunuh diri bisa menghubungi nomor darurat Kementerian Kesehatan di 119.