Millenial Rentan Alami Depresi di Kantor, Ini Cara Atasinya

Ilustrasi wanita.
Sumber :
  • Pixabay/Kaboompics

VIVA – Ketika menjalani rutinitas di kantor, pernahkah Anda merasa tak bergairah, mungkin jika digambarkan rasanya seperti emosi, bosan dan muak yang bercampur jadi satu sehingga berakhir dengan rasa kesepian yang mendalam?

Banyak orang yang menyangka kondisi tersebut hanyalah gejala Malaise, atau dalam istilah medis digunakan untuk menggambarkan kondisi umum yang lemas, tidak nyaman, kurang fit atau merasa sedang sakit. 

Namun ironisnya merasa kesepian di kantor merupakan salah satu indikasi gejala depresi.

Kesehatan jiwa masih menjadi salah satu permasalahan kesehatan yang signifikan. Masalah kesehatan mental sungguh rentan terjadi pada generasi millenial.

Padahal, menurut data yang dihimpun VIVA grup bahwa generasi millenial di dominasi oleh usia di bawah 35 tahun yang artinya adalah usia produktif.

Bila dihubungkan dengan aspek pekerjaan, kaum millenial sangat rentan dengan kondisi depresi. Sehingga kesehatan mental menjadi aspek yang penting.

WHO juga menyebutkan bahwa satu dari tujuh orang mengalami masalah kesehatan jiwa di tempat kerja. Wanita yang bekerja penuh waktu, hampir dua kali lebih besar menderita masalah kesehatan jiwa dibandingkan pria yang juga bekerja penuh waktu.

Bagi para millenial yang mengatasi depresi di tempat kerja bukanlah perkara mudah. Terlebih jika tidak menyadari kondisi tersebut. Namun, dilansir huffingtonpost, berikut ini beberapa cara sederhana mengatasi depresi.

1. Kenali tanda-tandanya

Jika Anda merasa lelah setiap saat kala menjalani rutintas pekerjaan, atau ketika berkoordinasi dengan rekan kerja, bahkan ketika berbicara dengan mereka. Anda juga sering diam-diam menangis di toilet tanpa sebab, atau anda sulit berpikir positif ketika berada di kantor sehingga mengurangi produktivitas di kantor. Depresi muncul dengan banyak wajah, namun yang paling mudah dikenali adalah sisi negatif yang muncul terus menerus sehingga berpengaruh dalam kehidupan Anda.

2. Biarkan mental Anda beristirahat

Jika Anda telah mengenali tanda-tanda depresi dalam diri Anda, yang harus dilakukan pertama kali adalah beristirahat. Ambilah cuti, kunjungi tempat-tempat yang mampu menenangkan pikiran.

3. Katakan sejujurnya pada atasan

Beberapa bidang pekerjaan memiliki supervisor atau bagian konseling yang mampu memberikan solusi. Setidaknya katakan kepada atasan Anda mengenai kondisi Anda yang sesungguhnya.

4. Kembali kepada keluarga dan teman terdekat

Supaya Lebih Gembira, Ibu di Inggris Ubah Nama dan Gaya Jadi Unicorn

Selain kepada atasan, kataka sejujurnya soal kondisi Anda kepada keluarga atau orang terdekat Anda. Selama Anda menjalani pengobatan nantinya keluarga akan menssuport Anda tidak hanya dari sisi psikis, namun juga finansial.

3. Cari pengobatan

Depresi, Anggota Kostrad Diduga Tusuk Diri Sendiri di Kemayoran

Jika Anda flu obatnya adalah istirahat dan bed rest, jika Anda diabetes, pengobatannya adalah menjaga asupan makanan. Depresi tidak berbeda dengan penyakit lainnya yang membutuhkan pengobatan. Pau Gionfriddo, president dan CEO Mental Health America mengatakan pengobatan depresi bisa berupa konseling, mendatangi psikolog, meditasi, atau melakukan hal-hal yang menenangkan jiwa.

Ilustrasi bunuh diri loncat dari gedung.

Depresi, Pria Muda Bunuh Diri Loncat dari Lantai 8 Apartemen

Warga apartemen awalnya mendengar seperti benda jatuh. Setelah dicek ternyata ada yang bunuh diri. Polisi yang sempat memeriksa saksi, menduga korban depresi.

img_title
VIVA.co.id
27 Februari 2022