Vaksin Ulang Difteri, Animo Masyarakat Tinggi
- VIVA/Dani Randi
VIVA – Outbreak Response Immunization (ORI) pada kasus wabah difteri, mulai dijalankan pada 11 Desember 2017 kemarin. Tidak sedikit masyarakat yang mulai memahami pentingnya menjalani vaksin ulang guna cegah penyebaran difteri.
Pemerintah mulai melakukan penanganan pada wabah difteri yang menyeruak di sejumlah daerah di Tanah Air. Imunisasi ulang mulai diberikan pada masyarakat dengan usia 1 hingga di bawah 19 tahun.
"Kami targetkan di sekolah dahulu imunisasinya karena petugas Puskesmas juga terbatas. Tapi, kalau ada yang memang banyak petugas Puskesmas di tiap daerah lain, bisa langsung tangani di dua tempat yaitu sekolah dan Posyandu," ujar Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kementrian Kesehatan RI, dr Elizabeth Jane Soepardi, kepada VIVA, Rabu, 13 Desember 2017.
Menurut Jane, kasus difteri yang muncul kembali di Tanah Air, memberi kesadaran pada masyarakat akan pentingnya imunisasi. Warga pun menunjukkan antusiasmenya dalam mengikuti proses ORI terhadap difteri ini.
"Sekarang animonya tinggi. Orang yang bukan di wilayah Kejadian Luar Biasa (KLB) difteri juga mencari dan ikut diberikan vaksin," papar Jane.
Terlebih, tidak ada sama sekali penolakan terhadap penanganan ORI tersebut. Kendati demikian, luasnya wilayah KLB difteri membuat proses penanganan ORI pada penyuntikan pertama memungkinkan berlangsung hingga Januari mendatang.
"Kemungkinan akan luncur sampai Januari untuk suntikan pertama. Karena Desember sudah mau habis dan wilayah yang jadi target penyuntikan masih banyak," ungkapnya.
Seperti diketahui, wabah difteri kembali merebak di Tanah Air. Akibat wabah ini, pemerintah langsung melakukan program ORI, melalui penyuntikan vaksin sebanyak tiga kali. Penyuntikan pertama yakni dimulai pada 11 Desember 2017 kemarin, dilanjutkan bulan berikutnya usai penyuntikan pertama, dan berlanjut pada enam bulan setelah penyuntikan kedua.