Tiba-tiba Doyan Makan? Kemungkinan Besar karena Stres
- Pixabay
VIVA – Ketika menjalani hari, tanpa terasa stres menyelinap di balik rutinitas. Masalah pekerjaan, soal biaya hidup, tagihan awal bulan, permasalahan jodoh, hingga putus cinta, kerap menjadi pemicu ulung yang mampu mengubah stres menjadi depresi.
Beberapa orang yang mengaku 'kuat' dan merasa santai-santai saja menjalani hidup mungkin bisa saja merasa dirinya bukanlah salah satu bagian dari orang-orang yang rentan stres. Padahal, stres tak melulu berwujud wajah kusut dengan tatapan mata kosong, atau tindakan impulsif yang tak berdasar.
Stres memiliki banyak wujud dan tingkatan. Para ahli bahkan menggambarkan kondisi ini dengan gejala dan ciri-ciri yang sederhana. Salah satunya pola makan.
Ya, sesederhana itu. Pola makan ternyata bisa mengindikasikan apakah seseorang mengalami stres. Seperti yang dituliskan pada banyak jurnal kesehatan, pola makan yang buruk tentu merambat lebih jauh pada penyakit-penyakit berbahaya, seperti diabetes, serangan jantung dan jenis lain yang mungkin sudah banyak diketahui.
Ahli nutrisi, dr. Diana Suganda, M Kes, Sp. Gk, mengungkapkan soal stres yang terkait pola makan. Ternyata tanpa sadar orang melampiaskan stresnya dengan mengonsumsi banyak makanan.Â
"Kebanyakan orang melampiaskan rasa stres mereka dengan cara makan banyak. Kalau yang dimakan buah atau sayuran dalam porsi normal masih enggak apa-apa. Tapi kalau yang dimakan makanan yang mengandung lemak dan gula tinggi bagaimana?" ujarnya kepada VIVA di Jakarta.Â
Menurut Diana, yang paling baik untuk melampiaskan rasa stres adalah dengan berolahraga, baik olahraga ringan seperti lari pendek, berenang, basket atau yang lainnya. Selain itu dengan berolahraga juga dapat membuat pikiran menjadi lebih rileks.Â
"Yang penting dilampiaskan dengan cara sehat, bukan dengan makan, apalagi makanan yang tidak sehat," ucapnya.Â
Tak hanya menjadi penghilang stres, Diana mengungkapkan bahwa berohlaraga juga dapat membuat tubuh lebih segar bugar, juga wajah awet muda. Sehingga ketika tubuh lebih rileks, akan membuat pikiran lebih jernih.
"Kalau pikiran jernih, akhirnya dapat lebih mudah menemukan solusi apa yang cocok untuk mengatasi masalah tersebut," ujar Diana. (ase)