Penduduk di Daerah Dingin Lebih Berisiko Kena Kanker
- REUTERS/Pauline Askin
VIVA – Orang yang tinggal di daerah dingin lebih berisiko tinggi terkena kanker, seperti dikatakan penelitian terbaru Menurut penelitian, populasi yang hidup dalam suhu sangat rendah, seperti di Denmark dan Norwegia, termasuk di antara insidensi kanker tertinggi di dunia.
Dalam studi yang dipublikasikan di jurnal Molecular Biology and Evolution, para peneliti mengatakan bahwa ada hubungan evolusioner antara adaptasi pada kondisi lingkungan yang ekstrem, seperti suhu dingin dan tinggi, dan meningkatkan risiko kanker pada manusia.
"Temuan penelitian ini memberikan bukti bahwa varian genetik yang ditemukan bermanfaat di lingkungan yang ekstrem, juga dapat menjadi predisposisi kanker," kata Konstantinos Voskarides, peneliti dari University of Cyprus, seperti dikutip dari The Indian Express.
"Resistansi sel pada suhu rendah dan ketinggian mungkin meningkatkan probabilitas keganasan. Efek ini hampir tidak bisa disaring oleh seleksi alam, karena kebanyakan kanker muncul di usia lanjut setelah kebanyakan orang memiliki anak," kata Voskarides, peneliti yang memusatkan perhatian pada efek suhu rendah, baik di iklim Arktik atau Skandinavia atau ketinggian.
Analisis mereka berfokus pada hubungan antara risiko kanker dan suhu tahunan rata-rata lokal. Mereka menyimpulkan bahwa lingkungan yang sangat dingin berkontribusi terhadap risiko kanker.
Untuk penelitian ini, mereka dengan hati-hati memeriksa data kejadian kanker di seluruh dunia. Mereka menyelidiki kemungkinan kejadian kanker bibliografi yang tersedia dan data genetik untuk populasi manusia yang hidup di tempat yang sangat dingin dan ekstrem.
Pola yang mencolok mulai muncul, dengan kejadian kanker tertentu yang paling tinggi dikaitkan dengan populasi yang tinggal di lingkungan terdingin.
Selain itu, analisis terhadap 186 populasi manusia menunjukkan linearitas kejadian kanker yang tinggi, dengan semakin rendah suhu lingkungan.
"Data menunjukkan bahwa populasi ini menunjukkan insidensi kanker sangat tinggi, terutama untuk kanker paru-paru, payudara dan kolorektal," kata Voskarides.