Marah Berlebihan Jadi Gejala Awal Kekerasan dalam Hubungan

Ilustrasi pasangan sedang bertengkar.
Sumber :
  • pixabay/LindsayFox

VIVA – Cinta bisa membutakan, demikian ungkapan yang sering terdengar saat menggambarkan hubungan pasangan yang menjalin asmara. Nyatanya memang seringkali cinta membutakan logika pada hal-hal yang semestinya diwaspadai dan dihindari.

Tragis! Karena Sering Diejek, Pria Ini Bacok 3 Bocil dan Ngaku Puas Enggak Menyesal

Misalnya saat pasangan sudah berbuat di luar batas kewajaran pada umumnya, sering memarahi dan membentak bahkan menjadi tantrum layaknya balita padahal kesalahan yang dibuat tidaklah signifikan.

Agar tak terlanjur tenggelam dalam hubungan penuh tekanan dan kekerasan, pahami dan kenalilah tanda jika pasangan berpotensi berbuat kekerasan pada Anda.

Flashback Masalah dengan Loly, Nikita Mirzani Cuma Minta Ini

Menurut psikolog Angesty Putri, indikasi awal pada hubungan yang seperti ini adalah lihat ke dalam hubungan itu.

"Semua hubungan yang sehat definisinya adalah adanya kesetaraan," ujarnya saat berbincang dengan VIVA.

11 Persiapan Penting Sebelum Menikah, Agar Rumah Tangga Awet

Kesetaraan ini merupakan adanya ruang untuk berdiskusi dan mengemukakan pendapat. Semua hal bisa dibicarakan bersama-sama, bukan dikendalikan oleh satu pihak saja.

Selain itu, salah satu pihak juga tidak memegang kendali berlebih pada pihak lainnya. Misalnya, harus melapor ke mana, dengan siapa, dan untuk apa Anda pergi kepada pasangan selama 24 jam. Bagaimana pun, hubungan yang baik adalah hubungan yang berlandaskan kepercayaan.

"Dalam hal keuangan juga masih ada keuangan untuk diri sendiri, tidak semua diambil alih," imbuh psikolog dengan sapaan akrab Anes.

Kemudian, waspadai gejala-gejala kekerasan yang muncul seperti kemarahan yang berlebih. Bukan hanya munculnya kekerasan fisik, tapi juga emosi yang berlebihan bisa menjadi peringatan awal.

Perlu dipahami bahwa seseorang dengan emosi yang sehat dan matang secara mental, kemarahannya masih dalam batasan yang normal.

"Tidak harus sampai memukul, membanting barang seperti HP, atau menabrakkan mobilnya," lanjutnya.

Peringatan awal sudah cukup menjadi pertimbangan Anda untuk melepaskan diri, karena, Anes mengingatkan, jika hubungan sudah terlalu jauh dan Anda sudah terjebak di dalamnya, maka sulit bagi orang sekitar Anda untuk menyelamatkan. (hd)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya