Ancaman Gangguan Jiwa pada Wanita Usai Melahirkan

Ilustrasi ibu hamil.
Sumber :
  • Pixabay/Pexels

VIVA – Yang perlu dipersiapkan ketika menyambut kedatangan bayi di dalam rumah tak hanya seputar kebutuhan anak saja, tapi juga dukungan mental bagi ibu. Bagaimana pun ibu mengalami banyak perubahan dalam dirinya saat hamil dan melahirkan.

Polisi Bantah Remaja di Lebak Bulus Pembunuh Ayah dan Nenek Alami Gangguan Jiwa

Kondisi ini rentan membuatnya stres bahkan berisiko alami gangguan jiwa seperti baby blues dan yang terparah, post partum depression.

Menurut psikolog Vera Itabiliana, gangguan jiwa ini bisa menimpa perempuan mana saja usai melahirkan. Meski demikian, ada beberapa faktor risiko yang membuatnya lebih rentan alami gangguan kejiwaan.

Pria Bersajam Adang Bus TransJakarta di Sarinah Ditangkap, Dirujuk ke RSJ karena Gangguan Jiwa

"Sudah ada gangguan jiwa lainnya sebelum hamil dan melahirkan, kemudian ada riwayat keluarga yang alami gangguan jiwa misalnya ibu atau nenek," ujar Vera saat ditemui di Jakarta.

Data Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO menyebutkan bahwa 13 persen wanita di seluruh dunia mengalami gangguan kejiwaan. Bahkan di negara-negara berkembang angkanya lebih tinggi lagi, yaitu 20 persen. Contoh tokoh terkenal yang mengalami post partum depression adalah aktris Brooke Shield yang juga sempat membukukan kisahnya.

Bolehkah Makan Ikan Mentah Setelah Melahirkan?

Faktor lain yang juga bisa memicu ibu mengalami gangguan jiwa adalah kelelahan. Perubahan drastis pada fisik ibu, kehilangan kebebasan, faktor hormon yang membuat lebih sensitif, serta ekspektasi yang tidak sesuai dengan realita, juga menjadi faktor yang mendorong terjadinya gangguan jiwa pada ibu usai melahirkan.

"Belum lagi tidak adanya dukungan dari pasangan dan keluarga, kemudian konflik yang dialami ibu, apalagi ibu bekerja yang membuat konfliknya menjadi banyak lagi," ujarnya.

Vera menambahkan, gangguan kejiwaan paling dominan dipicu dari internal si ibu. Biasanya ini terjadi pada ibu yang belum siap untuk hamil dan memiliki anak, atau tidak merencanakan kehamilannya. Kurangnya dukungan juga menambah beban dari ibu.

Selain itu, tidak mempersiapkan untuk hal terburuk yang mungkin terjadi saat melahirkan juga menjadi pemicu ibu bisa mengalami gangguan jiwa. Misalnya, ketika sudah mempersiapkan untuk melahirkan di rumah sakit tertentu, namun saat merasa akan melahirkan ibu sedang berada di kota lain sehingga tidak memungkinkan melahirkan di rumah sakit yang sudah ditentukan.

"Hal seperti itu perlu diantisipasi, mesti dibicarakan bahwa melahirkan tidak akan selalu mulus, pasti ada sesuatu hal jadi harus siap," kata Vera. (ase)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya