Tiga Gangguan Mental yang Dialami Ibu Usai Melahirkan

Wanita hamil.
Sumber :
  • Pixabay

VIVA – Perubahan drastis yang dialami seorang wanita ketika memasuki masa hamil dan melahirkan, bisa memicu kondisi mentalnya. Ada tiga gangguan mental atau kejiwaan yang biasa dialami ibu pascamelahirkan.

Spesialis Kejiwaan ini Ungkap Alasan Kenapa Banyak Generasi Sandwich Banyak yang Stres

Menurut psikolog Vera Itabiliana, gangguan kejiwaan ini dimulai dari yang sifatnya ringan sampai berat.

Gangguan kejiwaan yang pertama dan tergolong ringan adalah baby blues. Gangguan ini masih bisa dikatakan normal dialami wanita.

Sambangi KPK, Dr Tirta Diminta Lakukan Ini

"Biasanya ditandai dengan emosi yang naik turun, gampang tersinggung, marah, menangis terus menerus, tapi hanya sebentar saja, kurang lebih 2 minggu hingga paling lama sebulan," ujar Vera kepada VIVA di Jakarta.

Banyak perempuan yang mengalami baby blues dan angkanya mencapai 80 persen.

Usia Muda, Tapi Sering Lupa? Ini 8 Kebiasaan yang Harus Dihindari

Sementara gangguan kejiwaan yang kedua yang sering disebut dengan post partum depression.

"Ini yang paling parah dengan jangka waktu lebih dari satu tahun," imbuh Vera.

Kondisi ini ditandai dengan adanya rasa bersalah, kecemasan berlebih hingga tidak bisa tidur, dan depresi yang cirinya ada keinginan untuk bunuh diri.

Yang lebih menakutkan lagi dari gangguan kejiwaan pascamelahirkan adalah post partum psikosis. Gangguan ini bisa menyerang siapa saja meski angka kejadian atau probabilitasnya rendah.

"Dikatakan dari 1.000 kelahiran, 1-2 perempuan yang mengalaminya," lanjutnya.

Gangguan ini datang secara tiba-tiba dan ada keinginan untuk menyakiti bayinya. Penderita gangguan ini akan mengalami halusinasi seperti melihat suatu hal dan delusi seperti mendengar bisikan-bisikan untuk menyakiti bayinya.

Ilustrasi Kelelahan, Ngantuk, bekerja, begadang

Di Balik Topeng Keberhasilan: Kisah Nyata Burnout di Dunia Finansial

Kondisi fatigue ini bukan hanya soal kelelahan fisik, tetapi lebih mendalam, mencakup kelelahan mental yang akhirnya mengganggu produktivitas dan kesejahteraan pekerja. 

img_title
VIVA.co.id
20 November 2024