Gemuk Setelah Nikah Ternyata Bisa Rusak Hubungan Pasutri
- Pexels/Pixabay
VIVA – Jutaan ungkapan tentang cinta mengemuka. Tak hanya soal rasa, sebuah penelitian menyebutkan bahwa cinta tidak hanya membutakan, tapi ternyata memberikan dampak tertentu pada fisik.
Penelitian tentang cinta telah banyak dilakukan. Dr. Catherine Hankey, dosen nutrisi senior di Universitas Glasgow, mengatakan bahwa sebuah pernikahan mampu memicu kenaikan berat badan.
Dilansir dari The Independent, pengantin baru akan mengalami rata-rata kenaikan berat badan hingga 2 kg selama tahun pertama pernikahan.Â
Beberapa pasangan bahkan diketahui mengalami peningkatan berat badan justru menginjak usia 3 bulan pernikahan.
Lebih lanjut penelitian tersebut mengungkapkan bahwa setelah menikah, pasangan yang hidup bersama akan memusatkan perhatian mereka pada kegiatan makan bersama. Hal itu tentunya mendorong tindakan makan lebih banyak, sementara tidak diimbangi dengan frekuensi gerak dan olah tubuh dalam keseharian mereka.
"Pasangan yang tinggal satu rumah benar-benar butuh menjaga dan memerhatikan berat badan mereka," ujar Hankey.
Hankey melanjutkan, kecenderungan obesitas berdampak buruk tak hanya bagi kepercayaan diri, namun mampu bisa merusak hubungan.Â
Komentar ini diungkapkannya setelah sejumlah penelitian ilmiah yang membuktikan bahwa hubungan yang bahagia bersinonim dengan penambahan berat badan.
Sebuah studi tahun 2013 yang dilakukan para peneliti di Southern Methodist University (SMU) menemukan bahwa semakin puas pengantin baru dengan pernikahan mereka, maka semakin banyak penambahan berat badan yang mereka alami selama periode dua tahun pernikahan.
Sebaliknya, pasangan yang kurang puas dengan hubungan mereka, berat badannya tetap terjaga.
Namun, pengaruh ini tidak terbatas pada pernikahan baru saja, penambahan berat badan juga umum terjadi pada pasangan yang baru memulai hubungan mereka, menikah atau tidak.
Hal ini lebih banyak terjadi pada wanita, di mana survei tahun 2014 yang dilakukan oleh farmasi daring UK Medix yang mengungkapkan bahwa 43 persen wanita bertambah berat badannya di tahun pertama dari hubungan baru mereka.
Gagasannya adalah pasangan menikah merasa santai satu sama lain, mereka tidak lagi merasa tertekan untuk menjaga standar keindahan tertentu.
"Mereka membiarkan diri mereka apa adanya, bisa dikatakan, karena menjaga berat badan utamanya dimotivasi oleh keinginan untuk menarik lawan jenis," jelas studi SMU yang dipublikasikan di Health Psychology.
Sementara itu, ada sejumlah penelitian yang menunjukkan bahwa disfungsi pernikahan, seperti perceraian atau perpisahan, bisa memicu penurunan berat badan.
Dijuluki sebagai diet perceraian, menjadi lebih kurus diketahui sebagai efek samping umum dari pernikahan yang hancur, dikarenakan stres. Dan, sekali lagi, efeknya lebih banyak terjadi pada wanita.