Mengenal Pengobatan Terbaru Kanker Paru

Ilustrasi sistem pernapasan dan paru-paru.
Sumber :
  • Pixabay/OpenClipart-Vectors

VIVA – Kanker paru merupakan penyebab kematian utama dibandingkan kanker jenis lainnya yang ada di dunia. Menurut penelitian, angka kasus kanker paru akan terus meningkat hingga 10 tahun mendatang.

Teranostik Digital, Terobosan dalam Penanganan Kanker di Indonesia

Peningkatan kasus kanker paru ini dipicu oleh semakin dininya usia perokok di Indonesia. Selain itu, minimnya skrining menjadi hambatan untuk melakukan pencegahan pada sel kanker paru.

"Skrining belum ada, padahal ini penting untuk mendeteksi sel yang belum membentuk menjadi kanker. Bahkan deteksi dini untuk melihat sel kanker paru ukuran 3 sentimeter saja belum ada," ujar Dokter spesialis paru, dr. Elisna Syahruddin SpP., PhD, dalam diskusi media "Imunoterapi Masuk Dalam Panduan PDPI untuk Pengobatan Kanker Paru", di kawasan Kebon Sirih, Jakarta, Jumat 24 November 2017.

Mengenal Jenis-jenis Kanker Paru dan Cara Modern Pengobatannya

Ia melanjutkan bahwa minimnya pengobatan untuk kanker, khususnya di paru-paru, belum bisa maksimal. Meski begitu, dokter yang bekerja di RS Persahabatan itu menjelaskan bahwa secara umum, ada dua jenis pengobatan kanker yaitu yang bersifat lokal dan sistemik.

Yang bersifat lokal yakni operasi dan radioterapi. Operasi hanya bisa dilakukan pada kanker stadium dini (1, 2).  Untuk sistemik, tersedia pilihan modalitas kemoterapi, terapi target dan yang terbaru yakni imunoterapi. Untuk kanker paru, kemoterapi menggunakan dua jenis obat berbasis platinum.

Deteksi Kanker Paru Lebih Cepat dan Akurat dengan EBUS!

"Kemoterapi bersifat umum. Artinya dia mengejar semua jenis sel tanpa memilih. Ini yang membuat efek kemoterapi cukup berat seperti rambut rontok dan lain-lain," ujarnya.

Sedangkan terapi target bersifat spesifik, yang hanya mengejar sel yang mengalami mutasi tertentu. Maka memerlukan pemeriksaan khusus terlebih dahulu apakah terdapat mutasi gen tertentu. Sama halnya dengan terapi target, imunoterapi juga bekerja secara spesifik.

"Bedanya, ia bekerja di level imunologi, bukan mutasi gen. Adalah obat anti PD-1, imunoterapi pertama yang tersedia untuk kanker paru. Dengan dibloknya ikatan antara PD-1 dengan PD-L1, PD-1 kembali bisa bekerja dan sel kanker pun bisa diprogram untuk melakukan bunuh diri," kata dia. (ase)

Menkes Budi

Teknologi Baru di Mandaya Royal Hospital, Mengurangi Beban Pasien Kanker

Dengan kombinasi teknologi mutakhir, dukungan pemerintah, dan kolaborasi lintas sektor, masa depan pengobatan kanker di Indonesia semakin menjanjikan, memberikan harapan.

img_title
VIVA.co.id
22 November 2024