Menkes Ingin Produksi Suplemen Herbal Lokal Ditingkatkan
- VIVA.co.id/Diza Liane Sahputri
VIVA – Industri farmasi di Tanah Air merupakan salah satu penopang kesehatan untuk masyarakat. Salah satu yang gencar diimbau yaitu jenis obat herbal produksi bahan-bahan lokal.
Menteri Kesehatan RI, Nila Moeloek, menuturkan bahwa industri farmasi menjadi penopang dari program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) untuk mencapai kesehatan secara keseluruhan. Hal ini turut didukung oleh sektor swasta yang memberikan kontribusi farmasi di dalam program JKN.
"Produk kesehatan kami berkontribusi terhadap perkembangan industri obat injeksi di indonesia. Kami juga menyediakan ragam obat esensial yang dikontribusikan dalam JKN," ujar Presdir PT Ethica Industri Farmasi, Indrawati Taurus di Cikarang, Jawa Barat, Kamis, 23 November 2017.
Di kesempatan yang sama, menurut Nila, pembuatan obat dari negeri sendiri memberi manfaat yang lebih banyak. Terlebih untuk pemakaian di negara yang populasinya cukup besar seperti di Indonesia.
"Sejak 2014, Indonesia melaksanakan JKN dengan target tahun 2019 sudah mencapai Universal Health Country. Populasi yang besar di Indonesia ini tentunya pemakaian farmasinya akan sangat tinggi juga. Oleh karena itu, untuk mendorong industri farmasi, negara diharapkan dapat membuat obat sendiri," ujar Nila.
Meski bahan obat secara kimia masih sulit didapatkan, Menkes mengimbau pemakaian tanaman lokal khas Indonesia yang bisa digunakan untuk pembuatan obat herbal. Menurutnya, pemakaian obat herbal bisa bertujuan untuk pencegahan penyakit yang berarti bisa menekan biaya pengeluaran.
"Sebagai negara tropis, banyak tanaman khas Indonesia yang bisa dijadikan herbal. Bisa sebagai suplemen, seperti kapsul temulawak, yang bertujuan menjaga kesehatan untuk mencegah sakit," kata Nila
"Kalau diperhitungkan, minum suplemen sekali sehari dibandingkan minum antibiotik saat sudah sakit, kan bedanya terasa. Makanya saya imbau pakai tanaman asli Indonesia untuk membuat obat herbal yang bermanfaat."